MITRAPOL.com - Kelompok Dukungan Sebaya Rumah Matahari, yang merupakan wadah dan pengorganisir pengidap HIV di Kabupaten Pati, melakukan sosialisasi, Selasa (16/8).
Ari Subekti |
Melalui Ari Subekti yang merupakan Ketua Kelompok Dukungan Sebaya Rumah Matahari, menerangkan bahwa kegiatan pendampingan HIV bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan dukungan saat mengalami gejala HIV atau AIDS harus bersabar menjalani proses dan semangat jangan putus asa karena percaya diri maka ada kesembuhan nantinya.
"Sampai bulan Agustus obat jenis yang sama telah kosong sampai sekarang belum ada obatnya. Kekosongan ini dikhawatirkan akan terjadi peningkatan perkembangan virus HIV dan kami mohon dengan dinas kesehatan agar diusahkan obat yang sama jenisnya karena penderita semakin lama per hari banyak yang mengalami gejala sedangkan obatnya terbatas sampe sekarang,” ungkap Ari kepada www.mitrapol.com.
Tiga bulan yang lalu, lanjut Ari, ada satu jenis obat yang kosong, ternyata kembali pada tanggal 1 Agustus obat kembali kosong. Kami nggak tahu ini problem di tingkat daerah atau di tingkat pusat. Hanya yang jelas ketika temen-temen ini harus minum obat secara rutin dan obatnya nggak ada, itu problem bagi kami,” jelas pendamping HIV Pati itu.
Belum lama ini Subekti dan kawan-kawan pendamping HIV Pati telah melakukan advokasi untuk beberapa kasus lain sampai tingkat Jawa Tengah. Hanya saja untuk kasus kekosongan ini belum dilakukan jadi di pertengahan tahun 2016, ini kasus kedua kekosongan obat dengan jenis obat yang sama.
Saat ini Subekti dan kawan-kawan sedang memikirkan strategi lebih jitu untuk mendapatkan obat tersebut dengan melakukan beribu ide agar kekosongan tidak terus terjadi.
“Gimana mendapatkan obat secara cepat karena alasan dari pemerintah daerah bilangnya, ini kosong dari pusat. Nah, kami harus melakukan koordinasi dengan teman-teman lain dan mencoba memetakan daerah-daerah mana yang terjadi kasus-kasus seperti ini dan kita mencoba untuk advokasi yang lebih baik lagi,” imbuh Ari.
Pemerintah telah memprogramkan subsidi obat bagi pengidap HIV. Penderita hanya membayar biaya pendaftaran untuk mengambil obat. Namun beberapa penderita mengeluh atas telatnya obat tersebut Meski tidak mahal hanya Rp 15-20 ribu untuk admitrasinya.
Pemerintah harusnya melakukan pengawasan terhadap pasokan obat bagi penderita HIV dan apa yang menjadi kendala sehingga pasokan obat tidak tersuplai dengan baik. ■ agus/zhenvia
:
comment 0 komentar
more_vert