MITRAPOL.com - Event Tangerang Selatan Global Innovation Forum (TGIF) 2016, melaksanakan Diskusi WTA Mayor’s Forum Session (A) TGIF dan HI Tech Fair yang bertempat di ruang 1001, Gedung Widya Bakti (GWB) Puspiptek Serpong Tangerang Selatan, Kamis, (22/09/2016) dengan tema “Kawasan Puspiptek Tangsel Adalah Merupakan Kawasan Yang Berbasis Pusat Penelitian Berilmu Tinggi ”.
![]() |
Acara diskusi tersebut, dihadiri oleh Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH selaku Walikota Tangerang Selatan, Mohammad Ramdhan Pomanto selaku Walikota Makassar, dan Tri Rismarini selaku Walikota Surabaya. Para pejabat daerah itu mempresentasikan bagaimana kebijakan smart city diterapkan di masing-masing wilayahnya, dan tentu saja penerapannya dengan mengobral berbagai capaian keberhasilan yang digapai.
Hj. Airin Rachmi Diany SH, MH, dalam pemaparan diskusi, mengatakan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan terus melakukan pembaharuan dengan Simral ini. Kita ingin semuanya berkoneksi dengan teknologi. Penerapan elektrik untuk Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) ataupun kegiatan lainnya sudah dilakukan. “Kita memanfaatkan teknologi agar semuanya bisa terakses dengan mudah, termasuk dalam perencanaan anggaran,” papar Airin.
Airin juga mengatakan bahwa simbolisasi anggrek juga semakin dikenalkan sebagai ciri khas Kota Tangsel. Anggrek bukanlah sembarang kembang, tetapi juga bagian dari kemajuan dan kemajemukan.
“Di sejumlah sudut kota banyak ditemukan anggrek, ini agar masyarakat luar Tangsel bisa paham kalau kota ini identik dengan anggrek. Untuk mewujudkan hal itu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) juga kian diintensifkan,” terangnya.
Mohammad Ramdhan Pomanto selaku Walikota Makassar, tidak mau kalah dengan Airin, dia juga mengungkapkan soal smart city. Meskipun dia memandang smart city tidak harus berhubungan dengan teknologi. Tapi juga harus bisa dikombinasikan dengan kebudayaan. Maka itu keluar istilah Sombero atau bisa di istilahkan sebagai hardware, dan sementara softwarenya adalah smart city.
“Sombero merupakan bahasa Makassar yang artinya perpaduan kesederhanaan, persaudaraan, dan keramahan. Hal tersebut bisa dimaknai sebagai karakteristik orang Makassar pada umumnya,” jelas Mohammad Ramdhan.
Dikatakannya, lalu untuk mengimplementasikan smart city disediakan 48 mobil kesehatan di seluruh wilayah Kota Makassar, dan dalam kendaraan tersebut tersedia semua kelengkapan kesehatan. Masyarakat yang sakit bisa langsung diperiksa di mobil.
“Dokter yang kita tunjuk memiliki aplikasi dengan mobil tersebut. Jadi kalau ada yang diperiksa, dalam sepuluh menit ketahuan penyakitnya,” ujar Pomanto yang disambut tepuk tangan peserta.
Pomanto juga mengenalkan kartu cerdas. Dalam kartu ini memiliki empat fungsi yaitu dari rekam medis, anjungan tunai mandiri (ATM), KTP, hingga transaksi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pomanto pun mengklaim bahwa kartu ini baru ada di Makassar yang memiliki multi fungsi.
“Untuk transparansi anggaran juga diterapkan secara elektronik. Ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu,” katanya.
Di lokasi yang sama, Tri Rismaharini selaku Walikota Surabaya, juga tidak mau kalah dalam keberhasilan penerapan smart city. Tri Rismaharini mengatakan bahwa untuk data base penyakit, warga Surabaya cukup menggunakan sidik jari, dan tidak perlu memakai kartu lagi.
“Kalau bawa kartu, yang tua-tua bisa lupa. Pakai sidik jari bisa lebih praktis, dan nantinya bisa langsung terdeteksi apa saja riwayat penyakitnya, selain itu juga bisa menghemat kertas juga,” katanya yang mendapat tepuk tangan peserta seminar.
Tri Rismarini juga mengelola pedagang kaki lima (PKL) agar lebih manusiawi. Tidak ada namanya menggusur tapi memindahkan dengan membuatkan pusat perdagangan. Hampir di semua tempat di Surabaya ada pusat dagang yang isinya PKL semua, dan dia pun berani menyebutkan bahwa omset PKL bisa mencapai Rp 27 juta perhari.
Soal kebersihan, Risma juga memaparkan keberhasilannya, Ia menyebut pedestrian setiap hari dibersihkan, dan masyarakat dapat memanfaatkan pedestrian untuk senang-senang, sehingga semuanya bersih, tidak ada yang kotor.
“Kalau main ke Surabaya bisa melihat bagaimana pedestriannya bersih-bersih,” ungkapnya.
Transparansi anggaran juga merupaka salah satu hal paling penting, dan Risma menjamin uang negara yang dikeluarkan bisa dipertanggungjawabkan, “soalnya uang baru bisa cair jika sesuai dengan harga pasaran, dan permainan harga tidak bisa lagi, karena semuanya pakai sistem. Bagi yang tidak sesuai, uang tidak akan cair,” tutupnya. tri wibowo
:
comment 0 komentar
more_vert