MASIGNCLEANSIMPLE101

Pungli Merajalela Menjelang Tahun Baru 2017, Pedagang Pasar Pagi Teriak

MITRAPOL.com - Pungutan Liar (pungli) hingga saat ini bagaikan Fenomena Gunung Es yang kian hari kian sulit terdeteksi dan terdata. Bahkan pungli juga dirasakan oleh masyarakat yang notabene dari kalangan menengah kebawah seperti dugaan pungli yang terus berjalan bagi para pedagang kaki lima dan seolah menjadi ajang ATM berjalan bagi petugas di wilayah pasar itu sendiri. 

Situasi hiruk pikuk pasar pagi

Adanya Peraturan Presiden tentang “Pembersihan Pungli” yang sudah berjalan seolah tak membuat oknum-oknum takut. Hal tersebut terlihat saat mitrapol.com melakukan investigasi di wilayah pasar pagi, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (29/12/2016).

Dari pantauan mitrapol.com bukan hanya upeti yang di minta perhari nya, sebelum berdagang pun untuk tempat dagang diharus kan membayar tempat yang tergantung luas tempat nya dan harga bervariatif mulai dari Rp 2,5 juta hingga mencapai Rp 5 juta. Dan sungguh ironis nasib para pedagang kaki lima ini.

Menurut pengakuan salah seorang pedagang di Pasar pagi yang namanya enggan di sebutkan mengatakan bahwa dirinya sangat merasa keberatan aadanya pungutan-pungutan yang terlalu banyak apalagi saat menjelang Tahun Baru, banyak pihak-pihak yang bermain dan memanfaatkan momen-momen ini.

Oknum petugas  saat meminta uang keamanan  
“Pengeluaran yang harus di keluarkan banyak, semua pihak terlibat mulai dari security keamanan, kebersihan, Satpol PP serta yang lainnya. Sehari ini saja saya bisa mengeluarkan uang upeti Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu per hari dan belum lagi embel-embel lain. Namun ini terpaksa saya keluarkan demi kelancaran usaha dagang saya, kalau gak gitu dagangan di acak- acak sama oknum di wilayah ini,” ungkapnya dengan kecewa.

Ketika di konfirmasi ke salah seorang yang di anggap sebagai koordinator pasar tentang kebenaran adanya pungli diapun enggan berkomentar dan mengarahkan mitrapol.com ke Pos RW.

“Ayo Pak ke Pos RW aja, tanya di sana biar lebih jelasnya,” tutur Jajang dan mempertemukan mitrapol.com dengan Roni tim Satgas wilayah pasar pagi, Kelurahan Roa Malaka, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Oknum petugas yang diduga saat menghitung laba pungli
Di Pos RW, Roni mengatakan tidak benar adanya informasi tersebut, kita tidak pernah melakukan pungutan sampai Rp 50 ribu dan kita tidak pernah memaksakan sampai segitu. “Hanya untuk kebersihan dan keamanan untuk memberikan gaji anggota Hansip diwilayah pasar pagi,” terang Roni.

Ditambahkan keterangan Jajang yang juga mengatakan bahwa pedagang hanya diminta mengeluarkan kocek Rp 5-10 ribu perhari. “Tidak ada itu pak kami minta sampai Rp 50 ribu perhari ke para pedagang,” papar Jajang.

Sementara saat hendak di konfirmasi Wiyono D. Jaya selaku Ketua RW 02, Kel. Roa Malaka tidak berada ditempatnya hingga berita ini ditayangkan. tim

:
Unknown

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
-_-
(o)
[-(
:-?
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
$-)
(y)
(f)
x-)
(k)
(h)
(c)
cheer
(li)
(pl)