MITRAPOL.com – Bidang Kebidanan merupakan salah satu profesi dibidang kesehatan yang secara khusus menangani kehamilan, persalinan, keadaan setelah melahirkan serta pelayanan-pelayan paramedis yang berhubungan dengan organ reproduksi. Pada kesempatan ini di lantai 3 Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta mengelar seminar nasional Kebidanan, hadir sebagai pembicara Hj. Dini Oktavia K.W Am keb, ST, MM, Ong Eric Yosua, SE dan Hj. Masyita, Sst. SKM, M Keb, Sabtu (25/2/2017) pukul 08.00 sampai 13.00 Wib.
![]() |
Panitia pelaksana acara saat berfoto bersama |
Hj. Dini Oktavia menjelaskan Era Neoliberalisme menggencarkan upaya menjadikan perempuan sebagai penyangga ekonomi keluarga termasuk profesi Bidan, mempersiapkan persaingan memperebutkan kue ekonomi kapitalis. Perempuan-perempuan Indonesia seperti kalangan Bidan, di haruskan menyiapkan diri untuk berkompetisi, tanpa ada jaminan bagaimana fungsi mereka sebagai Ibu pencetak generasi tidak terganggu.
“Jika kita ingin membuka Bidan Praktek Mandiri (BPM), maka yang perlu diperhatikan dan dipelihara adalah aset kita?, Aset kita adalah karyawan kita yaitu Bidan yang membantu kewenangan Bidan dalam RUU Kebidanan, yang bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa sebagai calon Bidan dan Bidan serta memberikan pencerahan dalam praktik Kebidanan, tujuan yang lain yaitu dapat mengetahui kewenangan Bidan dan kejelasan RUU Kebidanan," katanya.
Menurut Ong Eric Yosua, SE yang mengungkapkan bahwa menghadapi pasar global atau Teknologi di era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), profesi Bidan diharapkan dapat meningkatkan kualitasnya jika tidak mau menjadi penonton di negara sendiri.
“Dalam rangka MEA harus di ingat, orang datang ke Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta, kita bisa jadi tuan rumah atau penonton di negara kita sendiri tentang bagaimana seorang Bidan bisa menjadi Wirausaha dalam era persaingan perdagangan Masyarakat Ekonomi Asean, dan harus mampu mempromosikan jasanya hingga di kenal banyak orang, juga tidak lupa harus ditunjang dengan mutu pelayanan yang mengutamakan hak pasien," ucapnya.
Sementara terkait Etika Kebidanan Hj. Masyita, menyampaikan Etika dalam pelayan Kebidanan bahwa disetiap organisasi yang ada di Negara ini tetap mempunyai Etika yang selalu di junjung tergantung apa tujuan dari organisai tersebut. Etika adalah nilai bukan norma jadi itu sudah ada dalam diri setiap orang berbeda dengan ada kaitannya dengan hukum.
![]() |
Ong Eric Yosua, SE |
“Kode Etik Bidan menjadi kerangka fikir bagi Bidan untuk mengambil keputusan, bertanggung jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan lain dan profesi. Prinsip dari kode etik yaitu menghargai hak dan martabat manusia,memperbaiki status diri sendiri,” terangnya.
Yang mendasar, lanjutnya, bila menghargai orang lain akan dihargai orang lain, menopang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan seorang Bidan dalam memberikan pelayanan, meningkatkan mutu Bidan, Meningkatkan mutu pendidikan serta pelayanan Kebidanan dan perlu ada standarisasi, memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada Bidan, dan Klien. “meningkatkan kesejahteraan dan derajat kesehatan masyarakat, para bidan juga di himbau untuk tetap semangat dalam menjalankan praktik Kebidanan dan menurunkan angka kematian Anak dan Ibu supaya RUU yang belum sah dapat disahkan menjadi Undang-undang yang dapat melindungi profesi Bidan, dan kode etik Bidan dimanapun berada demi menjaga nama baik profesi Bidan dan organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI)," tambahnya.
Ketua Panitia, Sudarmi berharap dengan adanya Seminar Nasional Kebidanan ini dapat meningkatkan mutu Bidan Indonesia dan meningkatkan pelayanan Bidan terhadap masyarakat luas. “Seorang Bidan harus menaati peraturan, kode etik kebidanan, meningkatkan mutu seperti mutu pendidikan serta pelayanan kebidanan dan perlu ada standarisasi," ucap Sudarmi.
Humas Pelaksana Nensiana Ratu, menambahkan acara ini dihadiri 500 peserta yang hadir dari berbagai daerah, Klinik, Rumah Sakit, Bidan Praktek Mandiri (BPM). “Peserta tampak antusias mengikuti seminar, mereka mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari ketiga narasumber, setelah sesi pertanyaan selesai, acara ditutup dengan doa dan menjalin tali kasih diantara peserta seminar," pungkas Nensiana. sugeng
:
comment 0 komentar
more_vert