MASIGNCLEANSIMPLE101

Denny Karel : GPPMP “ Kudeta Militer” Pertama Didunia

MITRAPOL.com - Seminar Bela Negara yang akan diselengarakan pada hari Sabtu, 29 April 2017 di Auditorium IBM ASMI Pulo Mas Jakarta. Akan di hadiri Narasumber Keynote Speaker, Benny Tengker Tonaas Tua Wangko Papendangan, Laksma TNI M. Faisal SE. MM, Direktur Bela Negara Ditjen Pothan Kemhan RI, Brigjen TNI (Purn) Augustinus R. Wetik, E. Eryani Hoesien MBA Tenaga Ahli SDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Denny Karel

Acara itu mengusung tema “Arti Penting Pendidikan Bela Negara bagi Pemuda dan Masyarakat Umum” dengan Panitia Pelaksana Ketua Denny Karel Tumuju SH. MH, dan Sekretaris Pdt. Alex R. Sarendatu. S.Th.

Dikatakan Denny Karel bahwa dasar pemikiran Seminar Bela Negara adalah Generasi Penerus Pejuang Merah Putih (GPPMP) yang didirikan pada tanggal 31 Januari 1987 sebagai Organisasi Kemasyarakatan yang akan senantiasa menjadikan poros kegiatannya pada hal-hal yang dapat meningkatkan pembinaan potensi sumber daya manusia diberbagai sektor, terutama dalam konteks kesadaran berbangsa dan bernegara.

“Generasi Penerus Pejuang Merah Putih (GPPMP) 14 Februari 1946 lahir dengan didasari semangat juang para Pahlawan di tanah Minahasa 70 tahun yang lalu, melalui suatu peristiwa heroik pada tanggal 14 Februari 1946 yang menjadi tonggak sejarah saat bergabungnya Sulawesi Utara ke pangkuan Ibu Pertiwi setelah selama ini dianggap sebagai Provinsi ke -12 Hindia Belanda, Peristiwa yang sempat dirilis oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai “KUDETA MILITER” pertama didunia dimana momentum ini telah menjadi motivasi bagi segenap kader GPPMP 14 Februari 1946 untuk senantiasa berada di garda terdepan dalam menghadapi setiap upaya-upaya munculnya potensi disintegrasi Bangsa,” terang Denny.

Komitmen kemanusiaan dan kebangsaan, kata Denny, tertulis nyata di atas bentang perjalanan usia dan terpatri kuat dalam sejarah bangsa Indonesia. Dengan tanpa menyinggung peran kongkritnya dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik tanpa melupakan arti penting peran kader-kader Bangsa Indonesia yang berjuang secara individual dan menjadi tokoh besar di berbagai bidang dalam zamannya masing-masing. “Rasa cinta tanah air atau nasionalisme dalam kegiatan ini merupakan rasa bangga, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada Negara tempat kita tinggal tanpa melihat suku, agama dan golongan yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya yaitu rela berkorban untuk menjaga dan melindungi tanah air, mencintai adat atau budayanya dengan melestarikan alam dan lingkungan. Rasa cinta tanah air inilah yang mendorong perilaku individu untuk membangun negaranya dengan penuh dedikasi,” papar nya.

Sementara Tujuan Seminar Bela Negara adalah ;

1.Menumbuh kembangkan kemampuan generasi kemasyarakatan dan akademisi yang terarah sebagai penerus bangsa, komponen Pembelaan Negara dan Komponen Pembangunan Nasional.
2.Membekali generasi kemasyarakatan dan akademisi dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban sebagai Warga Negara untuk ikut serta dalam Usaha Pembelaan Negara.
3.Menanamkan nilai-nilai kejuangan dan keprajuritan kepada generasi penerus bangsa pada umumnya, kepada generasi akademisi pada khususnya demi kelanjutan kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
4.Membentuk kader pelaksana yang memiliki sikap, mental, pengetahuan dan keterampilan managemen, kemampuan fisik dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab.
5.Terbentuknya sikap dan perilaku kebangsaan.

Sasaran

1.Terbangunnya karakter kebangsaan yang tercermin dalam militansi yang tinggi kepada bangsanya, nasionalisme, semangat untuk rela berkorban.
2.Terciptanya kemanunggalan TNI dengan Rakyat, bersama Rakyat TNI kuat.
3.Terjalinnya kemitraan antara TNI dengan mahasiswa serta komponen bangsa lainnya di daerah.
4.Terbentuknya mitra TNI AD di semua kalangan masyarakat dan semua komponen bangsa serta kalangan intelektual yang lebih strategis.

Tujuan Kegiatan

1.Menumbuhkan tali silaturrahim dan melestarikan budaya sadar bela negara dalam rangka menguatkan benteng NKRI.
2.Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya penyelesaian persoalan-persoalan bangsa, yang meliputi hukum, politik, ekonomi, sosial dan budaya, dengan bernuansa Pendidikan Bela Negara.
3.Membina dan merawat komunikasi antar jaringan atau antar elemen untuk Kebersamaan Bela Negara.
4.Menumbuhkan rasa solidaritas bersama antar elemen siswa, mahasiswa, tokoh agama dan stakeholders yang terkait.
5.Menggalakkan sinergisitas masyarakat dengan budaya pentingnya pengetahuan dan pemahaman Bela Negara memahami antar elemen Bangsa. znd
:
Unknown