MASIGNCLEANSIMPLE101

Pemko Gunungsitoli Tampilkan Sanggar Seni Budaya “Tari Perang” di APEKSI Malang

MITRAPOL.com – Pada rangkaian kegiatan APEKSI yang diselenggarakan di Malang, Kamis (21/07/2017) lalu menampilkan masing-masing pawai budaya dari seluruh Indonesia dan diteruskan dengan penanaman pohon khas dari masing-masing daerah, termasuk Pemerintah Kota Gunungsitoli dalam acara tersebut turut memeriahkan dengan menampilkan sanggar budaya berupa “Tari Perang”.
Foto bersama Tim sanggar budaya Nias "TARI PERANG" yang ditampilkan pada acara APEKSI di Malang. (Foto : HMS/TH/dok.mitrapol.com)

Viktor Gea Kabag Humas dan Keprotokolan Setda Kota Gunungsitoli dalam pres relis resmi Humas Pemko Gunungsitoli yang disampaikannya, Senin (24/07/2017) menyampaikan bahwa, Pemerintah Kota Gunungsitoli menampilkan sanggar Budaya berupa “Tari Perang” yang dibawakan Yayasan Perguruan Pembda Gunungsitoli-Nias, tari perang bermakna sebagai upaya masyarakat pada zaman dahulu untuk mempertahankan suatu wilayah dari serangan musuh.

Ditengah penampilan pawai budaya Pemerintah Kota Gunungsitoli melalui Asisten I Kurnia Zebua menyempatkan untuk menyampaikan berupa cendera mata kepada Pemerintah Kota Malang dan langsung diterima Walikota Malang, dalam kegiatan tersebut semua disambut meriah dan antusias ribuan hadirin.

Pawai budaya yang diikuti sekitar 5600 orang dari 55 Kota seluruh Indonesia dibuka secara resmi Walikota Malang H. Moch Anton dengan didampingi Ketua TP-PKK Kota Malang Hj. Dewi Farida Suryani. Pada sambutan Walikota Malang menyampaikan bahwa, “Kota Malang adalah Miniatur Budaya di Indonesia”, karena ada banyak ragam budaya yang hadir di Kota Malang, dengan banyaknya pendatang di Kota Malang maka menyebabkan Kota Malang menjadi kota yang sarat akan “Budaya Daerah”. pungkasnya.

“Melalui kegiataan ini kiranya tidak saja hanya menghibur masyarakat, tidak menyukai secara fisik tampilan dan seni budaya dimaksud, namun mampu juga menimbulkan kencintaan terhadap budaya bangsa sendiri yang sebenarnya juga memiliki makna serta implementasi lebih mendalam, terutama apabila dikaitkan dengan rasa nasionalisme,” harapnya.

Reporter : tonazaro harefa

:
Unknown