MITRAPOL.com - Berawal dari seorang masyarakat yang meminta tolong kepada seorang tukang yang subkon di PT. Putra Dewa Paniai sehingga menimbulkan permasalahan yang berdampak pada PT. Putra Dewa Paniai.
Melalui I Dewa Rai Jagatnata, S.pd Direktur Utama PT. Putra Dewa Paniai meluruskan titik permasalahan yang terjadi pada Selasa (1/8/2017) di Kampung Wagethe Kab. Deiyai, Papua.
![]() |
I Dewa Rai Jagatnata, S.pd Direktur Utama PT. Putra Dewa Paniai |
“Kejadian tersebut tidak ada kaitan atau sangkutannya dengan perusahaan PT. Putra Dewa Paniai,” terang I Dewa Rai Jagatnata, S.PD di sebuah toko roti Bread Love di Kabupaten Nabire kepada beberapa awak media, Sabtu (12/08/2017).
Dia menuturkan, saat kejadian dimana masyarakat meminta tolong kepada salah satu tukang untuk mengantarkan orang sakit ke Rumah Sakit, yang mana kepala tukang yang bernama Yohanes Meliki dengan sebuah kendaraan pick up Hillux, namun ada penolakan dari Yohanes sehingga orang sakit yang akan dibawah ke Rumah Sakit itu meninggal dunia.
“Hal itulah yang menyebabkan dan memicuh amuk massa, yang dilampiaskan kepada tukang-tukang yang bekerja pada saat itu. Amukan massa juga menyebabkan kerusakan fasilitas milik PT. Putra Dewa Paniai,” ungkap I Dewa.
Kebetulan subkon yang bekerja disitu, tidak membawahi perusahaan (tidak punya PT-red) hanya berupa melakukan pekerjaan borongan secara pribadi, karena yang dikatakan subkon hanya sebatas tukang dan kepala tukang, yang mengerjakan pekerjaan talut. Setelah selesai pekerjaan kontrak kesemuaannya itu tidak ada hubungan lagi dengan perusahaan.
Memang secara langsung pembuatan jembatan itu dikerjakan oleh PT. Putra Dewa Paniai akan tetapi untuk pembuatan talut di subkon oleh Yohanes selaku kepala tukang. “Jangan ada pemahaman bahwa subkon di perusahaan segala apa yang terjadi dampaknya keperusahaan, itu tidak mengartikan begitu," jelasnya.
Dewa Rai menegaskan yang mana pada kejadian itu karyawannya tidak melakukan pekerjaan dan alat berat juga semantara sedang off. Dan kami juga kebetulan sudah lama berbaur dengan masyarakat pedalaman, jadi kami sangat mengenal akan karakter mereka dan kami tidak mungkin melakukan suatu hal yang membuat mereka marah ataupun merasa kecewa.
“Jadi intinya pemberitaan-pemberitaan yang mengatakan perusahaan kami terlibat dalam kejadian itu, semuanya banyak yang menyimpang dari fakta dan keadaan di lapangan,” tegasnya.
Jadi dengan adanya kejadian ini, masih katanya, saya harapkan agar kedepannya yang perlu banyak di sosialisasikan terutama kepada masyarakat bahwa perusahaan datang guna untuk membangun, artinya membuka isolasi.
“Dan cara untuk mengsosialisasikan kepada masyarakat yakni, kami sebagai perusahaan datang bekerja, untuk masyarakat dan itu kami lakukan demi serta untuk kepentingan masyarakat, bukan semata demi memenuhi kebutuhan atau kepentingan kami secara keseluruhan. Jadi sekiranya seperti itu penjelasan yang bisa saya berikan," tutup Dewa Rai.
:
comment 0 komentar
more_vert