MITRAPOL.com - Ketua Forum Keuchik Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur, Murthada menolak statement salah satu warga desa Nurussalam yang dimuat salah satu media online di Aceh perihal pemblokiran jalan ROW oleh masyarakat, terkait penerimaan tenaga kerja di CPP Blok A Medco yang hanya menerima masyarakat dari Kecamatan Julok dan Kecamatan Indra Makmu.
![]() |
Pria yang akrab disapa "Keuchik Tala" ini mengatakan ada ratusan pekerja di lokasi Blok A yang berasal dari dari luar Kecamatan Indra Makmu dan Julok bahkan juga dari luar Kabupaten Aceh Timur dan luar Propinsi Aceh walaupun untuk pekerjaan sebagai buruh kasar (helper).
"Ini sengaja saya ungkapkan agar tidak terjadi salah persepsi antar sesama masyarakat lingkar tambang yang nantinya dapat menimbulkan konflik horizontal dan berakibat pada perpecahan," terangnya kepada MITRAPOL.com di Indra Makmu, Aceh Timur, Rabu (1/11/2017).
Dia menambahkan jika keterangannya tidak dipercaya, dia mempersilahkan yang bersangkutan untuk mengecek langsung ke lokasi Blok A.
"Saya juga menyesalkan sikap perusahaan karena selama penerimaan tenaga kerja tidak lagi berkordinasi dengan forum geuchik padahal Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor: SK 244/MENLHK/PLA4/3/2017 menyebutkan penerimaan tenaga kerja sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan perusahaan berkordinasi dengan Forum Multi Pihak (Forkopimda/forum Keuchik)," terangnya.
Menurutnya walaupun selama ini syarat untuk melamar kerja bagi warga lingkar tambang harus melampirkan surat rekomendasi dari keuchik masing-masing desa, namun itu hanya surat keterangan domisili dan dukungan secara normatif dari desa, bukan surat pengantar untuk bekerja.
"Ini kami keluarkan kepada siapa saja warga yang mencari kerja baik di CPP maupun di tempat lainnya," imbuhnya.
Dia berharap hal ini dapat dipahami oleh masyarakat agar keuchik (kepala desa), tidak dijadikan kambing hitam dalam recrutmen tenaga kerja di proyek blok A PT. Medco.
"Apalagi dalam waktu dekat akan ada pemutusan atau pelepasan tenaga kerja yang berpotensi akan terjadi keributan antara tenaga kerja dan perusahaan," lanjutnya.
Selain itu, menurutnya hingga saat ada perubahan yang juga belum terselesaikan antara warga dan perusahaan terkait lahan longsor dan tergenang milik warga akibat pembukaan ROW yang sampai sekarang belum ada penyelesaiannya dari PT. Medco.
"Jangan salahkan kami saat terjadinya keributan, kami bersikap pasif karena kami sudah mengingatkan setiap permaslahan yang ada, dan kami sangat berharap kehadiran Medco di Aceh Timur bisa membawa perubahan bagi kesejahteraan masyarakat lingkar tambang," harapnya menutup keterangan.
Reporter : safdar
:
comment 0 komentar
more_vert