MITRAPOL.com – Acara Reuni Akbar 212 yang digelar hari ini, Sabtu (2/12) di kawasan Monas, Jakarta Pusat, sudah mulai berakhir. Massa yang berkumpul terlihat mulai membubarkan diri dengan sendirinya.
![]() |
Hingga ba'da Zuhur ini, sejumlah massa mulai terlihat bergerak keluar meninggalkan kawasan Monas. Mereka kembali ke kendaraan atau bus-bus yang pagi tadi membawa mereka ke kawasan Monas ini.
Massa yang bubar berbarengan itu tak pelak membuat arus lalu lintas di depan Stasiun Juanda menjadi macet dan terhambat. Kemacetan terjadi pada dua arah jalan. Akibatnya banyak kendaraan yang mencoba keluar dari kawasan Monas untuk menghindari kemacetan.
Padahal, masih banyak bus-bus, mobil pribadi, bahkan hingga motor-motor milik para peserta aksi yang terparkir di sepanjang trotoar dan pinggir jalan di sekitar kawasan Monas tersebut.
Banyak Bendera Ormas Bertebaran
Meskipun acara ini didedikasikan sebagai ajang silaturahim bagi para 'alumni' aksi 212 tepat setahun yang lalu, namun berbagai elemen masyarakat khususnya bermacam-macam varian ormas Islam pun turut ikut serta berpartisipasi di dalamnya.
Saksikan Videonya Disini
Pantauan MITRAPOL.com, di lapangan, tak sedikit bendera yang memperlihatkan sejumlah simbol dan bentuk partisipasi para lembaga atau ormas tersebut, ada juga bendera hitam bertuliskan lafadz syahadat berwarna putih atau bendera putih bertuliskan lafadz syahadat berwarna hitam, yang ikut dikibarkan oleh para peserta aksi. Biasanya bendera itu dikibarkan oleh ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Tak ketinggalan, bendera atau spanduk putih berlogo segitiga hijau dengan gambar bintang di dalamnya yang menjadi lambang ormas Front Pembela Islam atau FPI pun cukup sering terlihat berkibar di tengah kerumunan massa.
Biasanya, bendera itu dibawa oleh sekelompok orang berseragam putih-putih ala FPI, lengkap dengan atribut baret serta sepatu boot putih ala seragam para satgas keamanan.
Massa bergerak pulang berbarengan meski jembatan kecil yang di laluinya tidak di hiraukan, karena beberapa ruas jalan di tutup dengan pagar kawat tajam.
Reporter : sukron
Editor : andrey
:
comment 0 komentar
more_vert