Manusia merupakan elemen tumbuh kembangnya peradaban, dan waktu yang bergulir melahirkan sejarah. Peradaban yang berkesinambungan berkait pada alur sejarah kehidupan umat merupakan moral bagi suatu bangsa dalam bernegara. Karena itu selayaknya sebagai yang dilahirkan hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat dan beridealogi Pancasila merasa bangga dan bersyukur.
Dengan Pancasila menandai bahwa negeri kita berdiri tumbuh kembang dalam peradaban sebagai bangsa yang bermoral mulia pada sendi kebangsaan, Yang Berketuhanan, Yang Maha Esa, bersatu dalam kebhinekaannya mempertahankan kemerdekaan dengan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI bagi terciptanya keadilan dan kemamuran (tidak dihuni oleh penyembah berhala).
Pahami dengan cerdas bahwa betapapun keadaanmu kau adalah rakyat dalam sebuah negara yang tetap memiliki kewajiban menjaga kedaulatan negeri dengan bersatu padu.
Seperti yang di katakan Ustad Endang Haryana pendiri yayasan majlis Dzikir Al-Ikhlas, Kebhinekaan adalah anugerah Tuhan sebagai lahan kau menebar kemuliaan akhlaq (Nabi Sulaiman AS mau menundukkan badannya untuk mengusap pungguk seekor anjing karena mahabah kepada Allah SWT). Bangunlah imanmu dengan senantiasa mawas diri dari hasud dan fitnah. Jangan kau iri dengki dan saling membenci karena kelebihan dan kekurangan orang lain.
Syiar itu adalah menghormati dan menghargai sesama dengan cinta dan kasih sayang. Belajarlah menghakimi diri dan bangkit dari kebodohan untuk bisa berbuat bijak dan arif.
Baktikanlah dirimu untuk negeri tumpah darahmu. Itulah kewajiban kita yang nyata sebagai anak bangsa yang bermoral. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Sekali merdeka tetap merdeka.
Mari kita gapai Ridha Allah SWT dengan bersama memerangi kemiskinan dan kebodohan bagi kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.
Wass Wr Wb.
Habibullah Al Faqir Illallah
E.H. Tajjudin Syarif
![]() |
E.H. Tajjudin Syarif |
Dengan Pancasila menandai bahwa negeri kita berdiri tumbuh kembang dalam peradaban sebagai bangsa yang bermoral mulia pada sendi kebangsaan, Yang Berketuhanan, Yang Maha Esa, bersatu dalam kebhinekaannya mempertahankan kemerdekaan dengan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI bagi terciptanya keadilan dan kemamuran (tidak dihuni oleh penyembah berhala).
Pahami dengan cerdas bahwa betapapun keadaanmu kau adalah rakyat dalam sebuah negara yang tetap memiliki kewajiban menjaga kedaulatan negeri dengan bersatu padu.
Seperti yang di katakan Ustad Endang Haryana pendiri yayasan majlis Dzikir Al-Ikhlas, Kebhinekaan adalah anugerah Tuhan sebagai lahan kau menebar kemuliaan akhlaq (Nabi Sulaiman AS mau menundukkan badannya untuk mengusap pungguk seekor anjing karena mahabah kepada Allah SWT). Bangunlah imanmu dengan senantiasa mawas diri dari hasud dan fitnah. Jangan kau iri dengki dan saling membenci karena kelebihan dan kekurangan orang lain.
Syiar itu adalah menghormati dan menghargai sesama dengan cinta dan kasih sayang. Belajarlah menghakimi diri dan bangkit dari kebodohan untuk bisa berbuat bijak dan arif.
Baktikanlah dirimu untuk negeri tumpah darahmu. Itulah kewajiban kita yang nyata sebagai anak bangsa yang bermoral. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Sekali merdeka tetap merdeka.
Mari kita gapai Ridha Allah SWT dengan bersama memerangi kemiskinan dan kebodohan bagi kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.
Wass Wr Wb.
Habibullah Al Faqir Illallah
E.H. Tajjudin Syarif
:
comment 0 komentar
more_vert