MITRAPOL.com - Menyikapi Instruksi Kapolri Jenderal Polisi Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D., kepada semua Kepolisian Daerah (Polda) agar sesegera mungkin untuk membentuk Satgas (Satuan Tugas) Antiteror guna memberantas para pelaku terorisme sampai ke akar akarnya yang disampaikan beberapa hari lalu.
Hal ini salah satu Kapolda, yakni Kapolda Sulbar Brigjen Pol. Baharuddin Djafar saat dikonfirmasi lewat WhatsApap pribadinya mengatakan, "Kita sudah bentuk teamnya dan sudah bergerak memantau jaringan yang kemungkinan ada faham faham yang mengganggu. NKRI sudah dinyatakan itu harga mati," singkatnya Minggu, (22/07/2018).
Hal ini tanggap apa yang dikatakan Kapolri Jendral Tito Karnavian dikutip dari website resmi tribratanews.polri.go.id, “Saya sudah perintahkan semua Polda membuat Satgas Antiteror. Jumlah personelnya tergantung pada wilayah dan peta kerawanan masing-masing,” tegas Kapolri.
Menurut Jenderal bintang empat ini tujuan pembentukan Satgas Antiteror ini untuk memberantas orang-orang yang terlibat dalam teror Bom Surabaya hingga ke akar-akarnya.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Polri untuk melakukan penjejakan terhadap jaringan teror sehingga memudahkan untuk menangkapnya. Besaran Satgas akan disesuaikan dengan wilayah dan peta kerawanan masing-masing.
“Untuk kasus Bom Surabaya, siapa pun yang terlibat, tangkap! Ideolog, inspirator, pelaku, dan pendukung, yang menyiapkan dana, yang menyiapkan bahan peledak, harus ditangkap. Kami sudah tahu peta jaringannya,” ungkapnya lagi.
Lebih lanjut Jendral bintang empat ini mencatat sedikitnya ada 197 orang pelaku terorisme telah ditangkap, yang 20 di antaranya meninggal dunia.
Pihaknya pun meminta jajarannya berhati-hati dalam menangkap para pelaku teror karena pelaku teror merupakan para pelaku siap mati yang tidak segan-segan melukai targetnya, termasuk polisi.
“Jangan mengambil risiko. Kalau mereka mengancam petugas, membahayakan masyarakat, petugas diberikan kewenangan untuk melakukan tindakan tegas dan terukur,” ujarnya.
Kapolri menginstruksikan penindakan yang tegas terhadap jaringan teroris, mulai dari ideolog, inspirat, pelaku, pendukung, pihak yang menyiapkan dana, hingga pihak yang menyiapkan bahan peledak.
Reporter : mir
![]() |
Kapolda Sulbar Brigjen Pol. Baharuddin Djafar (foto : tribratanews.polri.go.id) |
Hal ini salah satu Kapolda, yakni Kapolda Sulbar Brigjen Pol. Baharuddin Djafar saat dikonfirmasi lewat WhatsApap pribadinya mengatakan, "Kita sudah bentuk teamnya dan sudah bergerak memantau jaringan yang kemungkinan ada faham faham yang mengganggu. NKRI sudah dinyatakan itu harga mati," singkatnya Minggu, (22/07/2018).
Hal ini tanggap apa yang dikatakan Kapolri Jendral Tito Karnavian dikutip dari website resmi tribratanews.polri.go.id, “Saya sudah perintahkan semua Polda membuat Satgas Antiteror. Jumlah personelnya tergantung pada wilayah dan peta kerawanan masing-masing,” tegas Kapolri.
Menurut Jenderal bintang empat ini tujuan pembentukan Satgas Antiteror ini untuk memberantas orang-orang yang terlibat dalam teror Bom Surabaya hingga ke akar-akarnya.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Polri untuk melakukan penjejakan terhadap jaringan teror sehingga memudahkan untuk menangkapnya. Besaran Satgas akan disesuaikan dengan wilayah dan peta kerawanan masing-masing.
“Untuk kasus Bom Surabaya, siapa pun yang terlibat, tangkap! Ideolog, inspirator, pelaku, dan pendukung, yang menyiapkan dana, yang menyiapkan bahan peledak, harus ditangkap. Kami sudah tahu peta jaringannya,” ungkapnya lagi.
Lebih lanjut Jendral bintang empat ini mencatat sedikitnya ada 197 orang pelaku terorisme telah ditangkap, yang 20 di antaranya meninggal dunia.
Pihaknya pun meminta jajarannya berhati-hati dalam menangkap para pelaku teror karena pelaku teror merupakan para pelaku siap mati yang tidak segan-segan melukai targetnya, termasuk polisi.
“Jangan mengambil risiko. Kalau mereka mengancam petugas, membahayakan masyarakat, petugas diberikan kewenangan untuk melakukan tindakan tegas dan terukur,” ujarnya.
Kapolri menginstruksikan penindakan yang tegas terhadap jaringan teroris, mulai dari ideolog, inspirat, pelaku, pendukung, pihak yang menyiapkan dana, hingga pihak yang menyiapkan bahan peledak.
Reporter : mir
:
comment 0 komentar
more_vert