MITRAPOL.com – Terkait pembangunan infrastruktur rabat beton P3A TA 2017 yang sudah rusak amburadul di beritakan. Akhirnya Sarhanah Kepala Desa Peucangpari Kecamatan Cigemblong Kabupaten Lebak angkat bicara.
Fisik rabat beton sepanjang 400 meter berukuran lebar 3 meter, tepatnya di tanjakan Leweung Kolot, Kampung Cilangkahan Desa Peucangpari kini dalam kondisi rusak berat diduga akibat kelalaian.
Padahal, spesifikasi bangunan yang didanai melalui APBDes tahun anggaran 2017 tersebut dinilai belum saatnya berkondisi memprihatinkan sedemikian rupa?.
Sarhanah mengaku jika dirinya sudah mengetahui bahwa jalan tersebut telah diberitakan MITRAPOL.com, namun ironis justru merespon via pesan WhatsApp pribadinya dan meminta kepada media untuk melakukan pemeriksaan ke semua desa di Kabupaten Lebak.
Permintaan Sarhanah kepada media untuk memeriksa seluruh fisik desa se-Kabupaten Lebak dirasa tidak tepat, namun dapat dipahami pernyataan tersebut hanyalah alibi untuk sebuah pembelaan dirinya dari fakta yang ada di desanya.
“Itukan sudah serah terima. Kalau mau pemeriksaan ke setiap desa, lihat bangunan tahun 2017 se Kabupaten Lebak. Semua sudah pada rusak," ujar Sarhanah yang minta semua desa diperiksa sekaligus menginformasikan bahwa semua fisik tahun 2017 sudah rusak.
Sementara menurut Tisna, Ketua LSM Laskar Banten Reformasi yang turut menanggapi pernyataan seorang Kepala Desa Peucangpari tersebut.
"Itu biasanya pernyataan dari kepala desa yang tidak bisa koperatif saat dikoreksi pekerjaannya. Ucapan seorang kepala desa itu melenceng dari substantif permasalahan, karena tanpa dipinta semua fisik pasti diperiksa oleh pihak terkait seperti inspektorat,” terang Tisna.
Jika dia minta diperiksa, katanya, oleh pihak sosial kontrol. “Bisa jadi semua kepala desa bakal tidak sepakat dengan pernyataan dirinya," tambah Tisna.
Masih katanya, seorang kepala desa semestinya dapat berjiwa besar. Manakala mendapat koreksi dari pihak sosial kontrol seperti Media, LSM, OKP, Ormas bahkan dari Warganya sekalipun.
“Koreksi adalah referensi dari sebuah aspirasi yang bertujuan baik untuk mutu dan kualitas dengan cara evaluasi,” kata dia.
"Fokus sajalah sama fisik di desanya yang sudah terbukti amburadul, dan sebaiknya segera di perbaiki karena itu bukan untuk wartawan tetapi untuk warganya sendiri. Tidak perlu mengalihkan ke semua desa," tutup Tisna.
Reporter : cecep sobari
![]() |
Fisik rabat beton sepanjang 400 meter berukuran lebar 3 meter, tepatnya di tanjakan Leweung Kolot, Kampung Cilangkahan Desa Peucangpari kini dalam kondisi rusak berat diduga akibat kelalaian.
Padahal, spesifikasi bangunan yang didanai melalui APBDes tahun anggaran 2017 tersebut dinilai belum saatnya berkondisi memprihatinkan sedemikian rupa?.
Sarhanah mengaku jika dirinya sudah mengetahui bahwa jalan tersebut telah diberitakan MITRAPOL.com, namun ironis justru merespon via pesan WhatsApp pribadinya dan meminta kepada media untuk melakukan pemeriksaan ke semua desa di Kabupaten Lebak.
Permintaan Sarhanah kepada media untuk memeriksa seluruh fisik desa se-Kabupaten Lebak dirasa tidak tepat, namun dapat dipahami pernyataan tersebut hanyalah alibi untuk sebuah pembelaan dirinya dari fakta yang ada di desanya.
“Itukan sudah serah terima. Kalau mau pemeriksaan ke setiap desa, lihat bangunan tahun 2017 se Kabupaten Lebak. Semua sudah pada rusak," ujar Sarhanah yang minta semua desa diperiksa sekaligus menginformasikan bahwa semua fisik tahun 2017 sudah rusak.
Saksikan Videonya Disini
"Itu biasanya pernyataan dari kepala desa yang tidak bisa koperatif saat dikoreksi pekerjaannya. Ucapan seorang kepala desa itu melenceng dari substantif permasalahan, karena tanpa dipinta semua fisik pasti diperiksa oleh pihak terkait seperti inspektorat,” terang Tisna.
Jika dia minta diperiksa, katanya, oleh pihak sosial kontrol. “Bisa jadi semua kepala desa bakal tidak sepakat dengan pernyataan dirinya," tambah Tisna.
Masih katanya, seorang kepala desa semestinya dapat berjiwa besar. Manakala mendapat koreksi dari pihak sosial kontrol seperti Media, LSM, OKP, Ormas bahkan dari Warganya sekalipun.
“Koreksi adalah referensi dari sebuah aspirasi yang bertujuan baik untuk mutu dan kualitas dengan cara evaluasi,” kata dia.
![]() |
"Fokus sajalah sama fisik di desanya yang sudah terbukti amburadul, dan sebaiknya segera di perbaiki karena itu bukan untuk wartawan tetapi untuk warganya sendiri. Tidak perlu mengalihkan ke semua desa," tutup Tisna.
Reporter : cecep sobari
:
comment 0 komentar
more_vert