MITRAPOL.com - Diujung kulon dimalam hari pada sebelum hari raya Idul Adha 2018, upacara riungan di Desa Legon Pakis di Ujung Kulon Banten.Rabu (22/8/2018)
Desa tersebut berada di ujungnya pulau Jawa bagian barat yang terkenal dengan badak bercula satu dangan kesejukan dan keindahan alamnya yang sudah tidak diragukan lagu dan adat istiadatnya yang sudah ada ratusan tahun silam ketika sebelum Indonesia merdeka.
Ustad Rohman Selaku pemimpin upacara riungan menjelaskan upacara riungan di daerah Ujung Kulon ini diadakan setiap hari raya besar umat Islam tiap tahunnya.dan acara ini diadakan untuk meningkatkan tali silahturami antar sesama warga Desa supaya menjaga kebersamaan dan kerukunan serta kekeluargaan yang harmonis disegi sudut pandang baik adat maupun agama.” imbuhnya
Acara tersebut juga dihadiri oleh anggota BPD yaitu Sadikin serta Ketua RW setempat Jumani dan Suhaya selaku serta tidak ketinggalan Ketua Pemuda setempat Udin.
Keunikan dari acara Riungan ini adalah,para peserta membawa paket yang berisi berupa makanan yang sudah dimasak atau disiapkan sendiri oleh masing - masing para wanita untuk acara tersebut, dan kemudian ditukar oleh bingkisan paket peserta lainnya tanpa mereka tau isi dari masing - masing bingkisan makanan dan dari siapa bingkisan makanan tersebut.
Acara kekeluargaan yang sangat hangat ini berlangsung meriah dihadiri kurang lebih 100 org yang terdiri dari para pria dewasa maupun anak - anak pada waktu itu.
Walau jalan di daerah itu penuh debu dan bebatuan yang dapat mengupayakan oleh warga setempat dan benar - benar jauh dari kata layak karena memang pembangunan di daerah tersebut tidak merata, padahal jalan tersebut merupakan jalan utama provisi.
Atau lebih bisa dikatakan diduga belum semua tersentuh sepenuhnya pembangunan jalan oleh pemerintah, tapi mereka tetap semangat dan datang dari pelosok Desa tidak perduli Jalan becek atau berdebu dan berbatu kasar.
Benar benar semangat 1945 yang tidak bisa di anggap remeh oleh kita warga perkotaan yang selalu berjalan mulus.
Masyrakat setempat benar - benar kompak menghadiri acara tersebut sekalian mendengar pengumuman untuk keperluan Desa," mereka seperti acara yang akan berlangsung dalam waktu dekat, contohnya pengumuman upacara Khinatan atau pesta Pernikahan yang akan dilangsungkan dari salah satu warga setempat sampai kegiatan bercocok tanam atau kegiatan adat maupun kegiatan agama.
Semua di musyawarahkan didalam kesempatan acara Riungan yang hangat ini dan ketika ditanya oleh wartawan sejak kapan acara adat ini dilaksanakan didaerah tersebut,"mereka menjawab kalau adat ini sudah berlangsung ratusan tahun, sejak desa ini berdiri dahulu kala, dan acara ini sudah ada sebelum uyut saya lahir, sudah berlangsung lama sejak jaman belum kemerdekaan, kurang lebih sejak tahun 1.800 san pada jaman penjajahan Belanda ujar salah satu tokoh masyarakat setempat," Deden Rohaidi, merupakan adalah buyut dari Ki Pelen yang nota bene dulunya seorang tokoh setempat yang disegani didaerah Kulon Banten.
Didalam acara riungan hari ini juga membahas acara Idhul Adha besokannya serta pembagian tugas dalam acara kurban nanti dan semua permasalahan Desa di bahas di acara riungan ini dan suatu pemandangan yang cukup menyejukan hati dimana adat istiadat sangat dipegang teguh oleh masyarakat setempat.
Memang pada kenyataannya mereka sudah ada disitu sebelum jaman kemerdekaan, walau faktanya sekarang mereka warga masih bingung mengenai nasib Desa mereka, dikarenakan pembagian tapal batas.
Masyrakat setempat menghimbau kepada Pemprov maupun Pemerintah Pusat, agar memperhatikan pembangunan jalan yang tidak merata di bumi indonesia belahan Ujung Kulon Banten yang satu ini, karena tidak menutup kemungkinan nantinya mereka bisa saja satu waktu menjadi aset negara yang berharga dikemudian hari.
FORUM KOMUNIKASI KEBUDAYAAN TRADISIONAL NUSANTARA
Untuk bergabung bisa menghubungi:
– Jawa Timur
Sukamto (0822 9337 7734)
-Jakarta
Lucky (081299000197)
– Jawa Barat
Dian Lestari (0878 2824 1971)
– Banten
Drs Memet MS (0813 1884 9286)
-Banten Pandeglang
Muklis Mitrapol (0878 8828 2224)
Reporter : Mukhlis Pokdar
:
comment 0 komentar
more_vert