MITRAPOL.com - Petani Bawang Merah Ohoi Watngon, Kecamatan Kei Kecil Timur, Kabupaten Maluku Tenggara mengeluh terkait Pemasaran Bawang Merah. Karena, hasil panen musim ini menggembirakan dan menjanjikan para petani namun disisi pemasaran cukup mengecewakan petani, hal ini dikatakan Fitus Selsius Savsavubun ( Petani ) di watngon belum lama ini.
![]() |
Fitus Selsius Savsavubun Petani Bawang Merah Ohoi Watngon |
Fitus ketika dikonfirmasi mengatakan “Program Kementerian Pertanian yang bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara tentang Program penanaman Komoditi Bawang Merah di Ohoi Watngon disesalkan, karena tidak tersedianya Koperasi Tani untuk melakukan pengelolaan bawang merah yang dalam jumlah seperti ini,” kata Fitus sembari kesal.
Fitus menambahkan bahwa komoditi Bawang Merah berbeda dengan Komoditi sayur mayur, dimana sayur dapat dibeli dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan rumah tangga ketika dibandingkan dengan Bawang Merah yang juga bagian dari rempah/bumbu dapur yang digunakan secukupnya. Sehingga konsumen juga membeli secukupnya untuk kebutuhan rumah tangga beberapa hari kedepan.
“Jangan Cuma menggerakan petani untuk menanam bawang merah dalam jumlah besar tapi lupa terhadap persoalan pemasaran yang tak pernah disentuh oleh OPD terkait,” tambahnya.
Lebih lanjut Fitus beberkan tentang suka duka yang dialami mulai dari pembersihan, pengalahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan perawatan yang cukup menelan biaya hanya dirinya mengaku bahwa dirinya ( Fitus ) termasuk petani gembel karena tidak pernah mandi karena harus menyelesaikan pekerjaan yang cukup rumit dengan hasil bawang merah yang berjumlah lebih kurang 3-4 ton ini akan dikemanakan.
Walaupun dirinya sebagai petani bawang merah kategori gembel menurutnya saat ini tapi selalu berbesar hati menekuni pekerjaan ini dan hal ini merupakan perjuangan tanpa pamrih untuk kelak petani gembel ini akan beralih status gembel menjadi Petani Bawang Merah Berdasi, pintanya.
Struktur tanah di Kei dengan jenis karang dan kritis, namun dirinya menyatakan tidak akan kalah saing dengan petani Bawang Merah di Daerah lain. Karena di Kei tanah sudah kritis dan tidak subur kemudian diperhadapkan dengan 3 musim yakni Musim Timur dengan curah hujan yang tidak deras namun berkepanjangan, Musim Barat dengan curah hujan deras, dan Musim Kemarau dengan terik panas matahari yang signifikan.
“Kami akan berupaya dengan berbagai pengalaman yang ada untuk mampu setiap musim harus mampu dan dapat menghasilkan Komoditi Bawang Merah yang cukup berkwalitas dan bersaing dengan bawang merah asal daerah lain,” tegas Fitus serius.
Ketika ditanya terkait peralihan sebagai petani Hurtikurtura sayur-sayuran ke Bawang Merah, dirinya mengatakan bahwa Bawang Merah sangat menjanjikan namun lambat karena pemasaran, sedangkan Tanaman Hortikurtura sayur sayuran walaupun nilai harga kecil tapi cepat dapat uang. Justeru itu keduanya tidak boleh dilepas pisahkan dan harus tetap berjalan guna saling menunjang baik kebutuhan Keluarga maupun sebagai modal utama dalam pekerjaan tanam bawang merah, hanya saja petani Ohoi Abean umumnya dan khususnya Ohoi Watngon dengan tiba tiba diperhadapkan dengan program penanaman Bawang Merah ini akan tetapi harus dibanggakan bahwa petani ohoi watngon mampu dan siap bersaing untuk bawang merah, tutur Fitus.
“Kami memohon kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara agar dapat mendirikan Koperasi Tani bagi petani Maluku Tenggara, agar dapat berkembang setara dengan petani di daerah lain,” pungkas Fitus penuh harapan.
( Nor Safsafubun )
:
comment 0 komentar
more_vert