MITRAPOL.com - Seorang tokoh pendidikan Bali DR. I Wayan Sukla Arnata, S.H, M.H, sudah puluhan tahun mengabdikan diri di dunia pendidikan, bermula sebagai Guru PNS, dirinya memantapkan diri keluar dan membuka sekolahan sendiri secara gratis khusus untuk anak miskin, anak hasil broken home, dan anak terlantar yang mau dibina dan disekolahkan.
Pendidikan yang diasuh Wayan Arnata adalah Yayasan Pendidikan Gajah Wahana murni dari hasil jerih payahnya sendiri, dalam penuturannya dirinya terpanggil menyekolahkan anak putus sekolah, dari SD hingga lulus SMA/SMK bahkan Wayan juga mencarikan pekerjaan kala anak asuhnya sudah lulus, selanjutnya terserah anaknya akan kembali ke orang tua kandungnya atau tetap membantu dan mengabdi di Yayasan Gajah Wahana yang dikelola Wayan Arnata.
Dalam wawancara di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta jika ditanya sudah berapa anak asuh yang lulus dan kerja tidak terhitung jumlahnya, namun kini masih ada 100 anak yang benar-benar berasal dari keluarga miskin, anak jalanan dan anak terlantar juga dari korban broken home yang masih disekolahkannya.
"Kalau anak-anak yang sudah lulus dan mandiri kerja sudah banyak tapi saat ini yang masih menjadi anak asuh saya sekitar seratus anak dan nanti setelah lulus, sama seperti sebelumnya saya kasih kebebasan apakah ingin pulang ke orang tuanya atau ikut mengabdi di Lembaga Pendidikan yang saya kelola," papar tokoh kelahiran Badung, 23 Agustus 1957 yang berhati bak malaikat ini.
Wayan Arnata juga menyampaikan bahwa niatnya ikhlas menolong anak-anak dan menyekolahkan mereka secara gratis, menurutnya harta dan apa yang dimilikinya adalah hanya milik semu, hartanya adalah milik semu dari harta yang dititipkan Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga ada hak orang miskin dan orang yang membutuhkan uluran tangan untuk kita bantu.
"Anak-anak adalah aset bangsa, sehingga kita harus melenyamatkan anak-anak sebagai generasi kedepan negeri tercinta kita. Salah satunya menyalurkan hak anak, hak anak untuk mengenyam pendidikan," imbuh Ketua Umum Yayasan Gajah Wahana kepada mitrapol.com.
Bicara hari anak Nasional, I Wayan Arnata berharap semakin banyak orang-orang yang peduli terhadap perundingan anak sehingga kita semua sayang anak, lingkungan ramah anak, kota layak anak, dan sekolah ramah anak, dengan demikian kasus kekerasan anak akan semakin terkikis dengan sendirinya.
DR. I Wayan Sukla Arnata, S.H, M.H |
Mengetahui hal tersebut Komisi Nasional Perlindungan Anak berencana menyambangi Yayasan yang didirikan oleh I Wayan Sukla Arnata sekaligus memberikan apresiasi dan penghargaan atas dedikasinya selama ini yang menyelamatkan hak anak dengan pengambilan diri di dunia pendidikan sebagai bapak asuh anak-anak yang putus sekolah.
Perlu diketahui, I Wayan Sukla Arnata merupakan Pendiri Lembaga Pendidikan Sekolah dari tingkat TK, SD, SLTP, SMK Pariwisata, Kesehatan hingga memiliki Perguruan Tinggi Diploma Kepariwisataan yang berlokasi seluruh Kabupaten di kota Bali, yang bernaung di bawah Yayasan Gajah Wahana sejak Tahun 1990 sampai Tahun 2012 yang di jalaninya dengan sukses selama 21 tahun.
Begitu banyak aral rintangan yang dia hadapi hanya untuk memaksimalkan Pendidikan Nasional di Indonesia, namun jiwa dan semangat juang serta kerelaan yang dibangun demi mewujudkan cita-cita bangsa di dunia pendidikan banyak melahirkan para pelajar profesional dibidangnya.
Hingga sekarang Yayasan Pendidikan Gajah Wahana patut di apresiasi dan patut di contoh oleh lembaga sekolah lain, karena dari dulu sampai sekarang, sekolah ini tidak pernah terlibat tawuran, aksi anarkis serta kriminal lainnya yang mencemarkan nama baik Sekolah lembaga pendidikan nasional itu sendiri.
“Ada 3 pokok yang terkandung dalam pancasila dalam penanganan masalah kesiswaan agar terhindar dari masalah aksi kriminal dan tawuran pelajar yang merengut nyawa, yaitu Materi Pancasila itu harus diajarkan secara murni kepada pelajar yang pertama Sosionalisme artinya Bangsa Yang berprikemanusiaan, kedua Sosiodemokrasi artinya Kebebasan Yang dibatasi dengan Pri kemanusiaan agar tidak ribut tidak ada anarkis, brutal dan aksi keributan lainnya, ketiga berkeTuhanan dengan menghargai kebebasan pemeluk agama masing-masing pasti tidak ada konflik,” tutup Wayan.
Mewakili aspirasi dari dunia pendidikan ketua Umum Yayasan Gajah Wahana, mengharapkan kepada pemerintah dan wakil rakyat supaya menseriusi masalah terkait Anarkis Tawuran Pelajar. ■ zandre
:
comment 0 komentar
more_vert