MITRAPOL.com - Bencana banjir bandang yang terjadi tanggal 25 Juli 2016 didaerah Carita, Kab Pandeglang membawa suatu pelajaran dan intropeksi diri bagi kita semua. Tragedi banjir bandang yang terjadi di wilayah Carita membawa luka yang sangat dalam bagi Sarinah warga KP. Pakojan Desa Sukajadi, Kec. Carita yang memiliki tiga orang anak.
Rumah Sarinah pasca banjir bandang di Carita, Senin (25/7). |
Dengan meneteskan air mata Sarinah mengatakan bahwa bagaimana dengan nasib dirinya, rumahnya sampai ambruk akibat banjir bandang seminggu yang lalu. "Sedangkan aktifitas saya sehari-hari hanya jualan ikan untuk bisa memenuhi biaya hidup. Ikan yang saya jual juga punya bos dan saya hanya kuli saja pak, paling dapat untung perhari Rp. 30 ribu, sedangkan saya sudah keliling Se-Kecamatan Carita untuk jualan ikan, dengan menggendong ember wadah ikan yang sudah dibungkus," ujarnya kepada Reporter mitrapol.com.
Hasil investigasi Reporter mitrapol.com, keadaan dilokasi memang bisa dikatakan sangat memprihatinkan semenjak tragedi banjir bandang rumah Sarinah ambruk diterjang banjir, tiap malamnya Sarinah untuk beristirahat selalu berpindah-pindah tempat ke rumah-rumah warga sekitar.
Sarinah warga KP. Pakojan Desa Sukajadi, Kec. Carita |
Menurut penuturan salah seorang warga, semenjak ambruknya rumah Ibu Sarinah sampai detik ini belum ada tindakan cepat dari Pemerintah Kabupaten ataupun Kades Sukajadi yang datang melihat dan meninjau keadaan warganya. “Kalau dari intansi yang lain seperti Paguyuban Motor Club Bison, kumpulan Masjid dari Jakarta, Bank BRI AJS dan banyak lagi yang turun langsung melihat warga, mudah-mudahan saja ada niat untuk membantu," ujarnya.
Masih kata warga, mungkin warga akan melakukan gotong royong untuk membantu ibu Sarinah, pada hari Jumat pekan depan tanggal 5 Agustus untuk membantu membersihkan runtuhan rumahnya.
Diwaktu bersamaan Reporter mitrapol.com mencoba mempertanyakan kepada Entis selaku Ketua RT setempat, tindakan cepat apa yang dilakukan untuk Sarinah, “Kejadian ini sudah diberitahukan kepada Lurah, sudah banyak yang foto kejadian ini,” ujar Entis.
Sementara dari keterangan Sarinah, dia baru mendapatkan sumbangan dari perorangan itupun hanya sumbangan ala kadarnya. “Yah sumbangan hanya dapat dari perorangan, ada yang kasih Rp. 200 ribu hingga Rp. 800 ribu. Saya bingung sekaligus sedih, dimana hati nurani Pemerintah setempat.” Keluhnya. ■ royen siregar
:
comment 0 komentar
more_vert