Tepat 88 tahun yang lalu perwakilan Pemuda dari berbagai penjuru Tanah Air yang saat itu masih bernama Hindia Belanda berkumpul dan bermusyawarah dalam suatu gedung di Kota Batavia (Jakarta), pada akhirnya berhasil merumuskan suatu Soempah (Sumpah) yang dideklarasikan sebagai Soempah Pemoeda.
Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe Tanah Indonesia.
Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe Bangsa Indonesia.
Kami Poetra dan Poetri Indonesia mendjoendjoeng Bahasa Perstoean Bahasa Indonesia.
Yang kemudian hari dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda, dan sumpah inilah yang mengilhami para pejuang dan founding father kita untuk mendirikan NKRI yang wilayahnya adalah eks wilayah jajahan Belanda yang dinamakan Hindia Belanda.
Para Pemuda dari berbagai penjuru negeri bulat tekad bahwa mereka mengakui sebagai ; Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa yaitu Indonesia.
Namun mereka sadar bahwa mereka Bhineka ; beraneka ragam suku, ras, agama, adat istiadat, dan budaya, bebicara dalam bahasa daerah yang berbeda tapi mereka sadar bahwa mereka adalah satu kesatuan yaitu Indonesia.
Perbedaan bukanlah menjadi sumber perpecahan, bukan sumber pertengkaran, mereka memaknai perbedaan adalah Rahmatullah, mereka memaknai perbedaan adalah suatu Anugerah Illahi, mereka memaknai perbedaan adalah suatu kekayaan budaya.
Mereka bersumpah bahwa perbedaan diikat dalam suatu kesatuan "Tunggal Eka".
Bhineka Tunggal Eka ; Berbeda dalam suatu kesatuan. Indah sekali Philosofi ini, inilah jiwa yang menjadi perekat Bangsa ini, inilah jiwa dari perekat tanah air ini dan inilah juga yang menjadi jiwa Keutuhan NKRI.
Akan kah Bhineka Tunggal Eka ini lestari sepanjang zaman ?
Jawabnya ; Tergantung kita semua !
Ya kita ; komponen bangsa ini.
Akan kah persatuan dan kesatun terkoyak, tercabik atau hancur berkeping-keping menjadi puing sejarah ?
Jawabnya : Tergantung kita semua dalam mengartikan Kebhinekaan dalam suatu kesatuan "Bhineka Tunggal Eka".
Apakah ancaman yang dapat meluluh lantakan "Bhineka Tinggal Eka" ?.
Tiada lain dari pada sifat egois dan rakus serta tamak dalam rangka memperjuangkan kepentingan diri sendiri, kelompok, dan golongan dengan mengabaikan kepentingan saudara sebangsa dan setanah air.
Ancaman potensial lain nya adalah keserakahan akan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan dengan mengatas namakan demokrasi padahal prilaku yang terselubung adalah anarkis dan penindasan.
Ingatlah bahwa indah dan nikmatnya sesuatu adalah karena perbedaan, Pernah kah kita memperhatikan orchestra ?.
Bukankah indah nya alunan suara musik karena keluar suara dari instrumen yang berbeda.Bahkan instrumen yang sama pun mengeluarkan nada yang berbeda, Itulah sebabnya musik menjadi enak dan nikmat didengar.
Pernah kah kita memperhatikan bahwa indahnya suatu taman adalah dikarenakan adanya tumbuhan dan bunga yang beraneka warna !.
Bayangkan kalau dalam suatu taman hanya ada satu macam warna tanpa ada warna yang lain, Apalah jadinya taman tersebut?. Sudah pasti akan membuat mata kita menjadi lelah memandang, dan akan memusingkan kepala kita.
Dalam kebhinekaan tidak boleh ada penindasan, tidak boleh ada superior, tidak boleh merasa paling benar sendiri, tidak boleh ada niat suatu kelompok ingin menguasai, menindas, atau memaksakan kehendak pada kelompok lain.
Semua perbedaan yang merupakan anugerah, rakhmat, dan kekayaan harus dijaga dan dilestarikan serta menjadi tanggung jawab bersama.
Ingat ; Jangan sampai ada pihak yang memanfaatkan elemen perbedaan dalam kebhinekaan menjadi isue politik untuk mendapatkan kekuasaan pribadi, kelompok maupun golongan.
Semoga komponen bangsa ; elit politik, elit pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan khususnya pemuda sadar bahwa kunci dari kelestarian Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa adalah kesadran dan kecintaan akan perbedaan dalam suatu wadah kesatuan, Perbedaan adalah rachmatullah, perbedaan adalah anugerah, berbeda itu nikmat dan indah.
Selamat hari Sumpah Pemuda ke 88, 10 Oktober 1928-2016.
Jayalah Indonesia ku.
Susno Duadji, Palembang 28 Oktober 2016
~ Ketua Umum TP Sriwijaya
~ Ketua Komite Pemantau Pengawas Pertanian Indonesia
~ Penasehat SD-SI
~ Datuk Patani Sumsel
![]() |
Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe Tanah Indonesia.
Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe Bangsa Indonesia.
Kami Poetra dan Poetri Indonesia mendjoendjoeng Bahasa Perstoean Bahasa Indonesia.
Yang kemudian hari dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda, dan sumpah inilah yang mengilhami para pejuang dan founding father kita untuk mendirikan NKRI yang wilayahnya adalah eks wilayah jajahan Belanda yang dinamakan Hindia Belanda.
Para Pemuda dari berbagai penjuru negeri bulat tekad bahwa mereka mengakui sebagai ; Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa yaitu Indonesia.
Namun mereka sadar bahwa mereka Bhineka ; beraneka ragam suku, ras, agama, adat istiadat, dan budaya, bebicara dalam bahasa daerah yang berbeda tapi mereka sadar bahwa mereka adalah satu kesatuan yaitu Indonesia.
Perbedaan bukanlah menjadi sumber perpecahan, bukan sumber pertengkaran, mereka memaknai perbedaan adalah Rahmatullah, mereka memaknai perbedaan adalah suatu Anugerah Illahi, mereka memaknai perbedaan adalah suatu kekayaan budaya.
Mereka bersumpah bahwa perbedaan diikat dalam suatu kesatuan "Tunggal Eka".
Bhineka Tunggal Eka ; Berbeda dalam suatu kesatuan. Indah sekali Philosofi ini, inilah jiwa yang menjadi perekat Bangsa ini, inilah jiwa dari perekat tanah air ini dan inilah juga yang menjadi jiwa Keutuhan NKRI.
Akan kah Bhineka Tunggal Eka ini lestari sepanjang zaman ?
Jawabnya ; Tergantung kita semua !
Ya kita ; komponen bangsa ini.
Akan kah persatuan dan kesatun terkoyak, tercabik atau hancur berkeping-keping menjadi puing sejarah ?
Jawabnya : Tergantung kita semua dalam mengartikan Kebhinekaan dalam suatu kesatuan "Bhineka Tunggal Eka".
Apakah ancaman yang dapat meluluh lantakan "Bhineka Tinggal Eka" ?.
Tiada lain dari pada sifat egois dan rakus serta tamak dalam rangka memperjuangkan kepentingan diri sendiri, kelompok, dan golongan dengan mengabaikan kepentingan saudara sebangsa dan setanah air.
Ancaman potensial lain nya adalah keserakahan akan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan dengan mengatas namakan demokrasi padahal prilaku yang terselubung adalah anarkis dan penindasan.
Ingatlah bahwa indah dan nikmatnya sesuatu adalah karena perbedaan, Pernah kah kita memperhatikan orchestra ?.
Bukankah indah nya alunan suara musik karena keluar suara dari instrumen yang berbeda.Bahkan instrumen yang sama pun mengeluarkan nada yang berbeda, Itulah sebabnya musik menjadi enak dan nikmat didengar.
Pernah kah kita memperhatikan bahwa indahnya suatu taman adalah dikarenakan adanya tumbuhan dan bunga yang beraneka warna !.
Bayangkan kalau dalam suatu taman hanya ada satu macam warna tanpa ada warna yang lain, Apalah jadinya taman tersebut?. Sudah pasti akan membuat mata kita menjadi lelah memandang, dan akan memusingkan kepala kita.
Dalam kebhinekaan tidak boleh ada penindasan, tidak boleh ada superior, tidak boleh merasa paling benar sendiri, tidak boleh ada niat suatu kelompok ingin menguasai, menindas, atau memaksakan kehendak pada kelompok lain.
Semua perbedaan yang merupakan anugerah, rakhmat, dan kekayaan harus dijaga dan dilestarikan serta menjadi tanggung jawab bersama.
Ingat ; Jangan sampai ada pihak yang memanfaatkan elemen perbedaan dalam kebhinekaan menjadi isue politik untuk mendapatkan kekuasaan pribadi, kelompok maupun golongan.
Semoga komponen bangsa ; elit politik, elit pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan khususnya pemuda sadar bahwa kunci dari kelestarian Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa adalah kesadran dan kecintaan akan perbedaan dalam suatu wadah kesatuan, Perbedaan adalah rachmatullah, perbedaan adalah anugerah, berbeda itu nikmat dan indah.
Selamat hari Sumpah Pemuda ke 88, 10 Oktober 1928-2016.
Jayalah Indonesia ku.
Susno Duadji, Palembang 28 Oktober 2016
~ Ketua Umum TP Sriwijaya
~ Ketua Komite Pemantau Pengawas Pertanian Indonesia
~ Penasehat SD-SI
~ Datuk Patani Sumsel
:
comment 0 komentar
more_vert