MITRAPOL.com - Beberapa jam jalur lalu lintas dari pusat kota Bitung menuju Kelurahan Aertembaga II dan Kelurahan Tandurusa serta Makawidey lumpuh, tak satupun kendaraan roda dua atau mobil berani melewati derasnya arus air hujan yang mencapai 70 meter.
![]() |
"Kami tidak berani melewati dan harus menunggu beberapa jam hujan redah, sebab sudah beberapa sepeda motor yang mati mesin akibat terlalu nekad menerobos aliran air," kata salah seorang pegawai yang bertugas di Politenik APB Aertembaga, Kamis (26/1).
Situasi terjadi mulai jam 7.30 Wita pagi sejak hujan mulai mengguyur kota Bitung secara terus menerus mengakibatkan meluapnya sejumlah drainase di Kota Bitung termasuk di kelurahan Aertembaga II kampung baru depan Alfamart , di tambah derasnya air kiriman dari arah utara.
"Sejak 10 tahun terakhir jalur raya ini paling terparah saat diguyur hujan, meski sudah ada drainase di kiri dan kanan tetap saja meluap, padahal ini jalur vital satu satunya menuju sejumlah kantor perikanan mako Polairud serta kawasan Pariwisata dan 2 kelurahan, mestinya segera ada jalan alternatif," ucap salah satu karyawan resort.
Kepada mitrapol.com warga setempat meminta pejabat terkait merespon akan hal ini. "Kami berharap Dinas PU dan DPRD kalau perlu turun di saat hujan agar dapat lihat langsung situasinya, sebab kami lihat besarnya anggaran pengaspalan setiap tahun tidak berimbang dengan pembuatan Drainase," tandas warga yang meminta tak di sebut identitasnya.
Sementara Kadis PU Rudy Tenokh MT, belum bisa di temui, terkait master planing drainase serta usulan adanya jalan alternatif. serdi
:
comment 0 komentar
more_vert