MASIGNCLEANSIMPLE101

Dari Kisah Cinta dan Nyaris Jadi Menteri, Ini Kisah Eva Sundari

MITRAPOL.com - Politisi yang satu ini memang tergolong unik tidak hanya dalam karir politiknya, kehidupan pribadi serta kisah cintanya pun sangat Fenomenal dan Sensasional.

Eva Sundari bersama suami dan kedua anaknya. 

Eva Sundari pertama mengenal sang suami saat kuliah di Belanda tahun 1993, “saya kuliah di Development Studies, dia kuliah di HAM and Diplomacy dalam pertemuan itu juga tumbuh benih cinta karena tinggal kami berdua yang WNI, dia pintar Writing English jadi, aku suka minta tolong periksa tugas-tugas paper. kebetulan dia editor jadi Itu yang membuat kami dekat,” papar Eva kepada mitrapol.com.

Mengenai alasannya memilih suami non muslim Eva menganggap bukan tujuannya, melainkan mengikuti setrum hati saja. "Orangnya baik, pintar dan suka menolong apalagi kami sama-sama satu perguruan silat, kami banyak kesamaan suka tirakat bareng. Beda agama bagiku tidak masalah, sayang jadi urusan politik saat ini padahal itu urusan private. Yang penting hidup manfaat bagi bangsa dan negara, itu pesan agama kami masing-masing," pungkas Eva Kusuma.

Eva Kusuma Sundari Binti Ayub Sunanto dan Jose Antonio Amorim Dias menikah di Belanda pada 1995 di Masjid Suriname disaksikan sesama teman muslim dari Egypt, Sudan, dan Indonesia.

Eva membantah jika ada tuduhan dirinya berwarga Negara ganda dan mengenai nyaris menjadi Menteri, soal bersuami WNA Eva pun menganggap itu wewenang Bu Mega bukan karena bersuamikan WNA.

"Saya WNI doang, kan tidak boleh Double Citizenship. Gak jadi Menteri?, Atau Ketua Harian Partai, itu urusan Bu Mega yang mungkin lihat saya belum pas untuk menjadi Menteri meski paling santer disebut. Wewenang deployment di tangan Ketum Partai PDI-P karena saya di garis partai dan tidak ada larangan. Beberapa Menteri punya suami/istri asing misalkan Mantan Menlu Marty Natalegawa, Bu Susi, demikian juga anggota DPR juga ada Bu Nurhayati dari Partai Demokrat, Bu Dona Gerindra, Pak Anis Matta PKS dan itu sah-sah saja," terangnya.

Eva juga menuturkan kisah rumah tangganya bukan tanpa kendala pada Tahun 2000 Eva sempat berpisah dengan suaminya. "Kami putuskan pisah Tahun 2000 karena secara politik tidak memungkinkan. Suami memilih jadi WNA, saya tetep WNI dan kami ingin mengabdi masing-masing ke negara masing-masing dan kami berdua nasionalis," urai Ibu dua anak ini.

Delapan Tahun kemudian ketika hubungan 2 negara membaik, pernikahan Eva yang dibangun dengan perjanjian tidak saling mengganggu pengabdian ke negara masing-masing. Dan sejak rujuk tahun 2008 mereka full time sebagai pejabat dan hanya ketemu hanya saat weekend atau liburan.

Putri dari Guru PNS SMA Nganjuk ini juga membantah jika dibilang tidak syah dan zina oleh sebagian ormas, baginya pernikahannya adalah syah dan legal. "Saat kami nikah, ijab oleh Kyai Hussein dan saksi kami Ganjar Pranowo, Yasona Laoly, Andreas Pareira, beserta teman-teman aktivis jadi Sah dan Legal. Ada banyak ulama menganggap kawin campur tidak masalah, aku ikut mereka saja. Halal rek, tercatat negara,” cetusnya sambil tersenyum manis.

Ibu dari Maria Fatima Kusuma Dias dan Danny Surya Utama Dias ini juga berencana mengajak suaminya untuk tinggal dan menetap di Indonesia jika dirinya sudah pensiun. "Entar kalau pensiun kita putuskan, kayaknya suami yang ikut aku di Indonesia. Belum sepakat sih," kata Jurkamnas PDIP kepada mitrapol.com menutup perbincangan. znd
:
Unknown