MITRAPOL.com – Tersingkir dan tersisih inilah nasib Suku Anak Dalam (SAD) Daerah Bulangan Jorong Bonjol Kenag Bonjol, Kec. Koto Besar Dharmasraya, Sumatera Barat.
![]() |
Reporter MITRAPOL.com saat berbaur bersama Suku Anak Dalam, Senin (24/7) |
Saat MITRAPOL.com menemui 5 Kepala Keluarga di Sungai Bulangan, Senin (24/7/2017) untuk kembali menyerahkan bantuan pakaian serta beras dan sempat mewawancarai serta sedikit memberikan pengarahan kepada suku anak dalam tentang kesulitan pemerintah untuk membantu mereka.
Dalam wawancara itu sempat ditanyakan tentang berita miring yang mengatakan bahwa Pemerintah mengacuhkan mereka dengan alasasan mereka adalah Nomaden (bangsa pengembara) dalam sistim kehidupan yang membuat pemerintah sulit untuk menjangkau dan mencari mereka (SAD-red). Sambil memberi sedikit pengarahan buat SAD agar pemerintah tak sulit menemukan mereka.
Dalam wawancara itu Suku Anak Dalam nampak sangat gembira mendengar Pemerintah mau memperhatikan mereka sambil menerangkan bahwa Suku Anak Dalam tak pernah menyalahkan pemerintah dan mereka sangat menghargai dan taat pada peraturan.
“Kami tidak lagi mau mengambil tanah yang kata masyarakat disini miliknya, padahal hutan milik nenek moyang kami. Karena itulah kami hidup berpindah-pindah,” terang Muslim salah satu orang Suku Anak Dalam.
Karena kami buek ladang, masih katanya, lamo-lamo bisuak di ambiak lo dek masyarakat dengan alasan punyo inyo dan kami nyo ancam kami ka dilaporkan ka polisi.
“Nah polisi kan Pemerintah jadi kami idak malawan,” terang Muslim.
Ditanya berapa keluarga mereka yang ada di sini? Muslin mengatakan, “kalau ba kumpul sodonyo kami ado 32 Kepala Keluarga,” ungkap Muslim.
Sementara tanpa di duga selagi bersama SAD lewat lah M. Sakir Datuak Mandaro Kuniang yang menjadi penguasa ulayat Suku Melayu Horong Bonjol, dengan ramah M. Sakir mau ikut berdiskusi bersama SAD.
Menurut M. Sakir, dulu sudah ada program untuk anak suku dalam (SAD) dan pada waktu itu saya sudah menghibahkan tanah ulayat sebanyak 30 Hektare untuk Anak Suku Dalam.
“Saya juga sudah buatkan surat hibah nya dan menyerahkan lahan tersebut di daerah Sungai Jernih. Jadi kalau mau membuatkan kampung untuk SAD Dharmasraya tinggal pemerintah yang melanjutkan, sebab tanah sudah saya hibahkan atas nama SAD,” papar M. Sakir.
Disinggung mengenai dimana keberadaan dokumen atau surat hibah lahan tersebut, M. Sakir menjelaskan, dulu diserahkan kepada Pemerintah terdahulu yang masa itu di dampingi oleh sebuah LSM Peduli,” terangnya.
![]() |
Sementara pihak Suku Anak Dalam mereka merasa tidak pernah menerima surat tersebut. Jadi SAD sangat berharap dengan Pemerintahan yang sekarang untuk membantu mereka agar mempunyai sebuah kampung untuk tempat berkumpul.
“Dan kami akan berkumpul kalau memang ada tempat kami untuk bercocok tanam,” tambah Muslim menutup pembicaraannya.
Editor : andrey
:
comment 0 komentar
more_vert