MITRAPOL.com – Citra aparat kepolisian kembali tercoreng di Sulsel, khususnya di wilayah Kabupaten Gowa, ini dikarenakan oleh ulah salah seorang oknum Polisi yang bertugas diwilayah hukum Polsek Bontonompo Polres Gowa, yang seakan akan bertindak layaknya “Preman”, dengan melakukan tindakan penganiayaan tanpa sebab yang jelas terhadap salah seorang Wartawan Berita Kriminal Terbitan Jakarta, pada hari Jumat Malam, tanggal (17/11/2017), sekitar pukul 20.00 Wita di SPBU Panciro Gowa.
![]() |
Korban Ardi A. Pratama |
Ardi A. Pratama (Wartawan Berita Kriminal-red), yang menjadi korban penganiayaan yang di duga di lakukan oleh Bripda Syahrul, konon sampai sekarang belum juga mendapatkan keadilan.
Pasalnya oknum Polisi tersebut, sama sekali tak tersentuh hukum. Kuat dugaan oknum polisi tersebut “Kebal Hukum”.
Meskipun korban dan orang tua korban Arsyad Sijaya, yang juga seorang wartawan Surat Kabar Media Bangsa, sudah melaporkan oknum pelaku secara resmi ke pihak Propam Polres Gowa, pada tanggal (24/11/2017), dengan No. STPL/38/XI/2017/PROPAM, namun ternyata, sampai sekarang pelaku masih tetap bebas berkeliaran.
Menurut pengakuan orang tua korban Arsyad Sijaya kepada awak media Sabtu, (2/12/2017), mengaku kalau dirinya kecewa terhadap penanganan kasus penganiayaan yang menimpa anaknya tersebut, meskipun dia sudah melaporkannya secara resmi ke pihak Propom Polres Gowa beberapa waktu yang lalu, namun belum ada penindakan terhadap pelaku.
“Saya selaku orang tua korban sangat kecewa dengan penanganan kasus penganiayaan yang menimpa anak saya. Saya bahkan sudah melaporkan pelaku atas nama Bripda Syahrul ke Propam Polres Gowa, namun sampai sekarang terduga pelaku belum juga di tangani, mungkin pelaku kebal hukum karena dia seorang Polisi,” Ketus Arsyad Sijaya penuh kecewa.
Adapun kronologis penganiayaan yang dialami oleh Ardy A. Pratama menurut pengakuan korban dipaparkan, Waktu itu, dirinya bermaksud mengisi bensin di SPBU Panciro Kec. Pallangga, Kab. Gowa, dengan menggunakan sepeda motor Jenis Yamaha Mio dengan berboncengan dengan adik sepupunya.
“Sesampai di mesin pengisian, saya lalu membuka sadel motor, namun karena macet, sehingga agak lama baru mau terbuka. Namun tiba-tiba pelaku datang dari arah belakang, lalu membentak saya, dan menyuruh agar saya mendorong motor ke depan. Lalu saya bilang sabar dulu pak, kunci sadel saya macet, tapi sebelum saya sempat dorong motor ke depan, pelaku tiba-tiba menampar muka saya, dan mencekik leher saya,” jelas Ardy.
Ditambahkan lagi, Saya lalu mendorong motor saya ke depan, tetapi pelaku mendatangi saya, lalu meninju muka saya beberapa kali, tak sampai di situ saja, pelaku lalu membawa saya ke arah Sungguminasa, diatas motor pun, saya tetap dipukuli, dan membenturkan kepala saya di tengkorak motor.
“Karena waktu itu saya dibonceng di duduk kan dibagian depan motor pelaku, saya lalu di bawa ke Royal Sprint Daerah Samata, di sana saya kembali di pukuli oleh pelaku dan menginjak kedua paha saya. Setelah itu, pelaku lalu menelpon temannya, lalu muncullah dua motor Patmor yang berpakaian lengkap, saya lalu di suruh pukuli oleh ke empat polisi yang berpakaian lengkap tersebut, namun tidak jadi di lakukan setelah polisi yang datang tersebut bertanya saya tinggal di mana, lalu saya jawab saya tinggal di Bontonompo. Dan saya keluarkan kartu Pers saya, saya juga bilang kalau bapak saya juga wartawan, namun pelaku justru kembali memukul saya sambil berkata “Wartawanji padenk Bapakmu” sambil mengejek profesi wartawan,” terang Ardy.
Reporter : mir
Editor : andrey
:
comment 0 komentar
more_vert