MITRAPOL.com - Elemen masyarakat yang menamakan dirinya Aktivis 98 menggelar diskusi bersama dengan berkumpul dan berembuk untuk suatu perubahan Indonesia yang lebih baik kedepan, Senin (21/5/2018) di Gedung Juang Derap Merdeka, Jl. Danau Toba Kav. 145 Bendungan Ilir.
Berdasarkan hasil kajian secara marathon yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Aktivis 98 dari tanggal 18 Mei sampai dengan 21 mei 2018 dalam evaluasi 20 tahun reformasi maka menjadi penegasan dalam garis perjuangan atau keseriusan untuk suatu perubahan Indonesia.
Adapun acara ini dihadiri oleh beberapa aktivis, tokoh pelopor 98 yaitu : Aznil (KAMJAK), Wahab Talaohu (Famred), Sayed Junaidi Rizaldi/Pak Cik (FKSMJ), Sarbini (FKSMJ), Abdullah Taruna (Famred), Bambang Dwi Djanuarto (FORKOT/ISTN), Syaiful Afriady/Unpak Bogor, Robby Siahaan (Famred), Rusmarni Rusli (PIJAR INDONESIA), Yudi Bonar Sinaga, Rahmatullah (UNIT FKSMJ), Lutfi Nasution, Anthony Danar (FKSMJ), Muhhamad Fachry (FKSMJ), Ali Sutra, Heriyono (FKSMJ), Agust Q SH (KB UI), Bambang Sri Pujo (FORKOT/Unkris), Ikravany Hilman (KBUI), Arie Purnama/Birong (FAMRED), Hengky Irawan (FORKOT), Denny Agiel P (FKSMJ/YAI), Ubeidillah Badrun (FKSMJ), Suryo AB (FKSMJ), Bayquni (FKSMJ), Marlin Dinamikanto (KDP), Jeffri Parlindungan (FKSMJ), Harie Setiawan/Buluk (FORKOT/IISIP), Bobby Sanwani (FKSMJ/STTI), Junius Satrianto (KM Mpu Tantular), dan Gunawan (FKSMJ/USNI).
Dalam forum itu dijelaskan bahwa aktivis 98 adalah Pelaku Sejarah yang memiliki tanggung jawab perubahan pada Republik ini dari sistem Orba yang Otoriter, Penindas, korup, komprador, kepentingan kapitalis dan militeristik kemudian dijatuhkan oleh Mahasiswa pada tanggal 21 Mei 1998 untuk menjadi sistem yang dapat mensejahterakan kehidupan bangsa dan berkeadilan.
Dari fakta sejarah tersebut menjadi dasar para aktivis 98 di usia 20 tahun perjalanan reformasi terpanggil bukan lagi sebagai gerakan moral tetapi menjadi gerakan politik untuk merebut kekuasaan dalam mewujudkan cita-cita luhur Reformasi yang diperjuangkan dengan nyawa, darah dan airmata.
Aktivis 98 menegaskan sistem demokrasi yang diperjuangkan para aktivis 98 telah dikhianati oleh elit yang berkuasa pasca tumbangnya Orde Baru sehingga terjadi penyimpangan perjuangan Reformasi yang di cita-citakan. Diantara Pengkhianatan itu adalah masih meluasnya praktek Korupsi, dan Demokrasi berbiaya tinggi dalam Pemilu/Pilkada/Pilpres.
Gerakan politik merebut kekuasaan yang dilakukan aktivis 98 sebagai upaya Menyelamatkan Negara Republik Indonesia dari Kebobrokan pengelolaan Negara dan ancaman Kehancuran Negara.
Aktivis 98 harus terus menyatukan diri membangun kekuatan untuk berkuasa dan tidak pasrah dengan keadaan sebagaimana kekuatan dibangun pada tahun 1998 dulu.
“Sosok Jokowi adalah buah terbaik aktivis 98, karena harapan aktivis 98 Jokowi betul-betul serius menggandeng aktivis 98 didalam kabinetnya. Karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak," ujar Denni Agiel.
Aznil Tan menambahkan terkait keinginan aktivis 98 memang sudah saatnya dan sepantasnya aktivis 98 mendapat kesempatan untuk menata bangsa ini.
“Karena aktivis 98 memahami betul permasalahan negara sebab mereka adalah orang Idiologis dan layak mendapat kursi menteri dan kabinet karena harus diakui mereka terlahir dari perjuangan dengan pengorbanan air mata, darah, dan sampai jatuh korban," ucap Aznil Tan.
Kembali aktivis 98 menyerukan. “Siapapun pemimpin Indonesia kedepannya Aktivis 98 akan siap membantu Indonesia menjadi negara yang lebih baik kedepan,” tukasnya.
Reporter : desi
![]() |
Berdasarkan hasil kajian secara marathon yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Aktivis 98 dari tanggal 18 Mei sampai dengan 21 mei 2018 dalam evaluasi 20 tahun reformasi maka menjadi penegasan dalam garis perjuangan atau keseriusan untuk suatu perubahan Indonesia.
Adapun acara ini dihadiri oleh beberapa aktivis, tokoh pelopor 98 yaitu : Aznil (KAMJAK), Wahab Talaohu (Famred), Sayed Junaidi Rizaldi/Pak Cik (FKSMJ), Sarbini (FKSMJ), Abdullah Taruna (Famred), Bambang Dwi Djanuarto (FORKOT/ISTN), Syaiful Afriady/Unpak Bogor, Robby Siahaan (Famred), Rusmarni Rusli (PIJAR INDONESIA), Yudi Bonar Sinaga, Rahmatullah (UNIT FKSMJ), Lutfi Nasution, Anthony Danar (FKSMJ), Muhhamad Fachry (FKSMJ), Ali Sutra, Heriyono (FKSMJ), Agust Q SH (KB UI), Bambang Sri Pujo (FORKOT/Unkris), Ikravany Hilman (KBUI), Arie Purnama/Birong (FAMRED), Hengky Irawan (FORKOT), Denny Agiel P (FKSMJ/YAI), Ubeidillah Badrun (FKSMJ), Suryo AB (FKSMJ), Bayquni (FKSMJ), Marlin Dinamikanto (KDP), Jeffri Parlindungan (FKSMJ), Harie Setiawan/Buluk (FORKOT/IISIP), Bobby Sanwani (FKSMJ/STTI), Junius Satrianto (KM Mpu Tantular), dan Gunawan (FKSMJ/USNI).
Dalam forum itu dijelaskan bahwa aktivis 98 adalah Pelaku Sejarah yang memiliki tanggung jawab perubahan pada Republik ini dari sistem Orba yang Otoriter, Penindas, korup, komprador, kepentingan kapitalis dan militeristik kemudian dijatuhkan oleh Mahasiswa pada tanggal 21 Mei 1998 untuk menjadi sistem yang dapat mensejahterakan kehidupan bangsa dan berkeadilan.
Dari fakta sejarah tersebut menjadi dasar para aktivis 98 di usia 20 tahun perjalanan reformasi terpanggil bukan lagi sebagai gerakan moral tetapi menjadi gerakan politik untuk merebut kekuasaan dalam mewujudkan cita-cita luhur Reformasi yang diperjuangkan dengan nyawa, darah dan airmata.
Aktivis 98 menegaskan sistem demokrasi yang diperjuangkan para aktivis 98 telah dikhianati oleh elit yang berkuasa pasca tumbangnya Orde Baru sehingga terjadi penyimpangan perjuangan Reformasi yang di cita-citakan. Diantara Pengkhianatan itu adalah masih meluasnya praktek Korupsi, dan Demokrasi berbiaya tinggi dalam Pemilu/Pilkada/Pilpres.
Gerakan politik merebut kekuasaan yang dilakukan aktivis 98 sebagai upaya Menyelamatkan Negara Republik Indonesia dari Kebobrokan pengelolaan Negara dan ancaman Kehancuran Negara.
Aktivis 98 harus terus menyatukan diri membangun kekuatan untuk berkuasa dan tidak pasrah dengan keadaan sebagaimana kekuatan dibangun pada tahun 1998 dulu.
“Sosok Jokowi adalah buah terbaik aktivis 98, karena harapan aktivis 98 Jokowi betul-betul serius menggandeng aktivis 98 didalam kabinetnya. Karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak," ujar Denni Agiel.
Aznil Tan menambahkan terkait keinginan aktivis 98 memang sudah saatnya dan sepantasnya aktivis 98 mendapat kesempatan untuk menata bangsa ini.
“Karena aktivis 98 memahami betul permasalahan negara sebab mereka adalah orang Idiologis dan layak mendapat kursi menteri dan kabinet karena harus diakui mereka terlahir dari perjuangan dengan pengorbanan air mata, darah, dan sampai jatuh korban," ucap Aznil Tan.
![]() |
Kembali aktivis 98 menyerukan. “Siapapun pemimpin Indonesia kedepannya Aktivis 98 akan siap membantu Indonesia menjadi negara yang lebih baik kedepan,” tukasnya.
Reporter : desi
:
comment 0 komentar
more_vert