MASIGNCLEANSIMPLE101

Wajah Warga Degeuwo Sumringah, Heli Pengakut Sembako Kembali Beroperasi Meski Harga Sembako Meroket

MITRAPOL.com - Setelah dua Pekan tidak ada Penerbangan helikopter, akhirnya warga tersenyum dengan tibanya helikopter yang menditribusikan sembako dan BBM, namun warga tak sanggup menahan kepedihan hati di balik mahalnya harga sembako dan bahan bakar minyak(BBM) dan lain-lain, di Pesisir Kali Degeuwo, Distrik Bogobaida, Kabupaten Paniai. Jum'at, (04/5/2108).



Apa hendak dikata, Realita yang terjadi dalam hidup masyarakat yang ada di pedalaman pesisir kali Degeuwo papua, Kendalah yang di hadapi adalah mahalnya tarif transportasi helikopter sehingga hal ini terkesan mencekik pengusaha yang ada hingga berimbas kepada seluruh warga yang berdomisili di wilayah tersebut. (baca juga : Sepekan Helikopter Macet Distribusikan Sembako, Ribuan Warga Degeuwo Kelaparan)

Ony seorang warga pesisir degeuwo meyampaikan, dengan kondisi harga yang ada kami resah, sebab kami sudah merasa tak mampu lagi membeli beras yang sangat mahal, seperti beras 1kg Rp 70.000, Minyak tanah Rp 60.000, bensin dan solar Rp 70.000, Telur yang mentah Rp 10.000.

"Kalau telur masak (rebus) Rp 20.000, ikan Rp 180.000/kg, ayam daging Rp 150.000/ekor, semuah jenis rokok Rp 50.000 sampai dengan Rp 100.000, semuanya serba mahal, di Beli Mahal, Tidak Beli kita Mati," tuturnya.

Ony menambahkan, hal ini sudah berjalan semenjak lama, kami sudah sering menyeruhkan hal ini kepada pemerintah daerah lewat media masa, akan tetapi belum juga di tanggapi oleh pemerinta daerah setempat, maka itu kami sangat berharap, sekiranya pemerintah bisa terjun langsung untuk mengecek kondisi yang di alami Ribuan warga, agar supaya secepatnya mengambil solusi demi memenuhi kebutuhan kesejahteraan warga.

Seorang pengusaha di wilayah tersebut yang tidak ingin di sebut namanya saat di konfirmasi mengatakan bahwa pihaknya berusaha di tempat ini hanya bergantung dengan standar harga transportasi dari pihak penerbangan helikopter, "contonya saat ini harga helikopter di kasih dari paniai Rp 40 juta dengan berat angkutan 650 kg, jarak tempuh penerbangannya kurang lebih 20 menit sampai di pesisir kali degeuwo, maka itu biaya transportasi kurang lebih Rp 62.000/kg nya, itu belum modal barangnya. Maka itu bila kami jual murah di mana untung nya," jelasnya.

"Sedangkan beras Tawon di enaro paniai kami beli Rp 350.000/25kg di tambah modal timbangan Rp 62.000 di kalikan 25 kilo gram sebesar Rp 1.550.000 di tambah harga beras Rp 350.000/25 kg, modalnya beras sudah jelas Rp 1.900.000, maka itu agar harga barang di wilayah ini bisa stabil apabilah ada campur tangan pihak pemerintah untuk membantu mengatur harga transportasi helikopter yang beroperasi ke wilayah ini," bebernya.


Menurut pantauan mitrapol.com, wilayah pesisir kali Degeuwo sangat perlu adanya tinjauan langsung pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat, agar bisa mengevaluasi segala bentuk Kepentingan warga yang ada di pesisir kali Degeuwo, sebab warga yang ada sangatlah membutuhkan pemerataan harga serta Menuntut "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indinesia" hal ini demi memenuhi kesejahteraan Ribuan Warga yang berdomisili di sepanjang pesisir kali degeuwo.

Reporter : ronald karambut
:
Unknown

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
-_-
(o)
[-(
:-?
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
$-)
(y)
(f)
x-)
(k)
(h)
(c)
cheer
(li)
(pl)