MASIGNCLEANSIMPLE101

Polri Buka Dialog Pemberantasan Narkoba di Indonesia

MITRAPOL.com - Narkoba sudah merajalela dan meracuni anak-anak Negeri Indonesia. Bisa kita bayangkan, bagaimana masa depan bangsa dan negara kita tercinta ini, jika para pemegang estafet masa depan negara Indonesia telah menjadi pecandu narkoba. Karena itu, sudah saatnya semua pihak keluarga, sekolah, alim ulama atau tokoh agama, masyarakat, kepolisian serta pemerintah, bekerjasama untuk berperang melawan narkoba.

Dialog Polri tentang pemberantasan narkoba di Indonesia, Rabu (7/9).

Perang terhadap narkoba merupakan salah satu poin besar yang dinyatakan oleh Presiden loko Widodo pada saat dilantik, akan tetapi memberantas tanpa pencegahan merupakan hal yang agak percuma untuk dilakukan.

Oleh karena itu, Polri sejatinya tidak bisa berjalan sendiri berkaitan dengan pemberantasan narkoba di indonesia, masyarakat juga perlu ikut membantu program ini demi tercapainya lndonesia bebas dari narkoba.

Dalam rangka memberikan akses informasi yang aktual dan terpercaya kepada masyarakat Indonesia, Divisi Humas Polri menginisiasi sebuah program Dialog Polri dengan tema "Liku Pemberantasan Narkoba di Indonesia".

Diskusi publik ini merupakan diskusi keempat dari serangkaian diskusi publik Dialog Polri yang dilaksanakan selama tahun 2016. Dialog Polri kali ini di laksanakan di Journey Coffee, Jl. Barito II No.09, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, pada Rabu (07/09/2016).

Dialog Polri kali ini menjadi penting untuk disimak berbagai macam elemen agar publik dan pihak-pihak terkait dapat mengetahui tentang apa yang selama ini sudah dilakukan oleh Polri dalam rangka mengungkap jaringan bandar dan kurir, serta memberantas peredaran Narkoba di Indonesia.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjend Pol Agus Rianto
Diskusi ini juga membahas tentang bagaimana efektifitas kerjasama yang selama ini dilakukan oleh Polri dengan DPR RI, BNN, Kemenkumham, Granat dan lembaga- lembaga terkait lainnya, seperti apa realitas penyebaran narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan dan bagaimana cerita penyebarluasan peredaran narkoba di lndonesia dari mantan pengguna.

Dialog Polri kali ini di hadiri oleh beberapa narasumber, di antaranya yaitu Brigjend Pol Agus Rianto selaku Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul selaku Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Ruddy Trenggono selaku yang mewakili Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri, Sutrisman, Bc, IP, SH selaku Direktur Keamanan dan Ketertiban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Brigjend Pol (Purn) Drs. H. Simson Sugiarto, M,Si selaku Kepala Departemen Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat DPP Granat, dr. Nova Rianti Yusuf, Sp.KJ selaku psikiater dan mantan anggota DPR RI 2009-2014, Tyo Pakusadewo selaku Penyintas Narkoba dan Aktor Senior Indonesia.

Brigjend Pol Agus Rianto selaku Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri dalam sambutannya, mengatakan, acara diskusi seperti ini sudah kita laksanakan sebanyak 3 kali, dengan tema sesuai dengan perkembangan situasi yang ada, dan tema diskusi kali ini terkait dengan masalah narkotika.

“Saya berharap para hadirin agar bisa berdiskusi dengan para narasumber yang saya yakin berkompeten dalam tema diskusi saat ini," ujarnya.
Kombes Pol Ruddy Trenggono dari Direktorat Narkoba Bareskrim Mabes Polri, memaparkan bahwa jumlah pengguna narkoba saat ini meningkat, dan dari faktor pendidikan, yang paling tinggi adalah tamatan SLTA, dan dari faktor umur, bahwasanya umur 30 tahun keatas lebih dominan karena mungkin mereka sebagai pengguna, pecandu, bahkan karena masalah ekonomi mereka sehingga mereka menjadi pengedar.


Dalam wawancaranya dengan www.mitrapol.com seusai acara diskusi, Kombes Pol Ruddy Trenggono, mengatakan, Polri atas instruksi Kapolri, bersungguh-sungguh menyatakan perang melawan serta memberantas peredaran narkoba di Indonesia, dan kami mengharapkan kerjasama dukungan masyarakat Indonesia untuk hal pemberantasan narkoba.

“Kami dari Kepolisian Republik Indonesia juga memperingatkan kepada oknum-oknum anggota kepolisian yang bermain-main dalam kasus narkoba, bahwasanya agar jangan bermain mata dengan para pelaku apalagi bermain mata dengan para pengedar narkoba, karena sesuai Protap Kapolri nomor 14, kami tidak segan-segan dan tidak mau main-main untuk menindak tegas kepada para oknum yang bermain mata mengenai kasus narkoba," paparnya.

Sementara Sutrisman, Bc, IP, SH selaku Direktur Keamanan dan Ketertiban Dirjen Pemasyarakatan, mengatakan, jumlah warga binaan saat ini berjumlah 196.490 berada di 477 lapas/rutan, dan berada di kota-kota besar, di atas 50% penghuni lapas adalah kasus narkoba.

“Masuknya narkoba kedalam lapas itu, setelah kami selidiki lebih lanjut, ternyata berasal dari beberapa aspek, antara lain yaitu dari pengunjung yang berkunjung, oknum petugas yang nakal, warga binaan yang keluar lapas untuk persidangan, kunjungan-kunjungan pada hari besar atau hari raya, melalui cara di lempar dari tembok luar rutan,” terangya.

Masih katanya, kami dari Dirjen Pemasyarakatan akan berupaya keras untuk memperketat kembali di rutan-rutan yang ada agar tidak ada lagi di ketemukan narkoba masuk dan beredar di dalam rutan.

Brigjend Pol (Purn) Drs. H. Simson Sugiarto, M,Si selaku Kepala Departemen Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat DPP Granat, dalam diskusi mengatakan, peredaran dan penyalahgunaan narkoba ada permasalahan serius yang harus kita tanggulangi dan berantas supaya tidak merusak generasi bangsa.

“Granat yang berdiri pada 28 Oktober 1999 sangat serius untuk memberantas peredaran serta penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Harapan dan upaya kita yaitu berusaha memberikan pengertian kepada masyarakat dengan seminar, supaya masyarakat mengerti akan dampak bahaya serta resiko kedepannya akan bahaya narkoba," imbuhnya.

dr.Nova Rianti Yusuf, Sp.KJ selaku Psikiater dan mantan anggota DPR RI 2009-2014, dalam seminar menjelaskan bahwa salah satu ciri-ciri psikologis pengguna narkoba antara lain suka berhalusinasi, emosi tidak stabil, mudah marah, dan mudah tersinggung.

“Dalam hal narkoba, para pengguna yang sudah kecanduan narkoba hendaknya sedini mungkin melakukan rehabilitasi narkoba supaya sembuh dari kecanduaannya terhadap narkoba," jelasnya.

Tyo Pakusadewo, dalam seminar menghimbau kepada para pengguna narkoba yang sudah kecanduan berat, agar berusaha keras dari hati untuk segera berhenti mengkonsumsi narkoba.

“Berhenti mengkonsumsi memang sangat sulit seperti yang pernah saya alami, tetapi dengan dorongan tekad yang kuat dalam hati, mudah-mudahan hal sulit tersebut bisa teratasi agar kita bisa benar-benar berhenti untuk mengkonsumsi narkoba,” katanya. ■ tri wibowo
:
Unknown