MITRAPOL.com - Kebudayaan di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) masih kental dan sarat nilai yang terus dilakukan masyarakat setiap tahun nya. Seperti tradisi perayaan Sedekah Rami (Bumi) yang dilakukan Masyarakat Desa Kertayu, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, Minggu (23/04/17).
 |
| PJ Bupati Muba. H.Yusnin |
Sejak pagi, masyarakat Desa Kertayu sudah terlihat di sibukkan dengan berbagai persiapan sedekah Rami. Tak ubah seperti hari raya, setiap rumah terlihat membakar lemang.
Sebelum memasuki acara puncak yakni berebut lemang, masyarakat desa maupun wisatawan yang datang melakukan ziarah terlebih dahulu ke Makam Keramat Puyang Burung Jauh di Desa Kertayu.
Setelah ziarah selesai dilakukan, sekitar pukul 14.30 WIB masyarakat berkumpul di rumah juru kunci makam untuk berebut lemang yang merupakan hasil dari buatan masyarakat Desa Kertayu sebagai simbol mengambil keberkahan.
Menurut Pj. Bupati Muba H. Yusnin yang ditemani sang istri turut hadir prosesi adat tersebut mengungkapkan tradisi sedekah Rami sudah lama berjalan secara turun-temurun yang harus terus dilestarikan setiap tahun.
"Pemkab Muba menyambut baik dan mensupport kegiatan sedekah bumi ini sebagai ungkapan rasa syukur yang diberikan Allah SWT terhadap hasil panen raya yang menjadi sakral bagi masyarakat disini," ujarnya.
Di kesempatan itu, Yusnin juga melaporkan program pembangunan pemerintah Kabupaten Muba ditahun 2017 menitik beratkan pada infrastruktur jalan, listrik dan air bersih. untuk di Kecamatan Sungai Keruh sendiri, ia mengatakan menjadi prioritas.
Sementara itu H. Majid Tokoh Masyarakat Desa Kertayu mengatakan, sedekah bumi rutin dilaksanakan sebagai tradisi untuk menghindari balak dan sebagai rasa syukur (berkah) pasca panen.
“Sedekah bumi identik dengan lemang, makanan khas terbuat dari ketan yang dibakar menggunakan bambu. Masyarakat meyakini, dengan melaksanakan sedekah bumi, dapat membantu mereka terhindar dari musibah dan semakin mendekatkan mereka kepada Allah SWT dalam wujud syukur,” ujar Majid. suharto/aryanto
:
comment 0 komentar
more_vert