MASIGNCLEANSIMPLE101

Sosialisasi “ Stop Kekerasan Terhadap Anak” di SD Santo Yoseph 1 Denpasar

MITRAPOL.com - Maraknya kekerasan terhadap anak semakin menjadi-jadi. Rasa was-was dan keprihatinan yang mendalam dari orangtua yang memiliki anak yang masih belajar, tidak bisa dipungkiri. Hal ini juga tampaknya menggugah Presiden Jokowi dengan tidak menolak munculnya Perppu No. 1 Tahun 2016 tentang Hukuman Kebiri Kimia yang diharapkan memberikan dampak jera bagi pelaku kekerasan, utamanya kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak-anak.

Arist Merdeka Sirait

Mencermati kondisi ini, SD Santo Yoseph 1 Denpasar, telah mengadakan Sosialisasi bertajuk “Stop Kekerasan Terhadap Anak”, dengan harapan seluruh orang tua siswa, minimal yang secara khusus diundang, ikut ambil bagian dalam upaya menciptakan pendampingan konduksif bagi putra-putrinya. Berharap bahwa mereka hadir akan mampu membiaskan apa yang diperoleh dari Seminar berdurasi 3-4 jaman di Aula SD Santo Yoseph 1. Tidak tanggung-tanggung, nara sumber yang diundang selaku pembicara utama adalah : Arist Merdeka Sirait, bersama Tim. 

Hadir pula Ida Ayu Alit Rahmadewi, Ketua TRC Perlindungan Anak, Provinsi Bali yang sampai saat ini sangat aktif dalam mengupayakan gerakan-gerakan sosial terkait dengan hak dan perlindungan anak ; DR. Imaculata, M.Si, seorang Psikolog yang secara khusus telah banyak berkecimpung dalam penanganan anak-anak autis, dan anggota Tim Komisioner Perlindungan Anak lainnya.

Arist Mereka Sirait dalam kesempatan pemaparan materinya menyampaikan bahwa Hukum terkait dengan perlindungan anak, masih lemah di Indonesia. Tidak ditemukan bukti, predator lepas. “Predator penyebab ini terjadi di lingkungan terdekat yakni rumah, sekolah, dan pondok. Merebak bak Tsunami. Salah satu penyebab dewasa ini adalah tontonan, prostitusi on line, pola asuh yang salah, komuniksi yang terbatas. Model kekerasan yang trendi adalah ; bullyng, pemerkosaan tanpa batas,” terang Arist.

Akibat bullying dan kekerasan adalah depressi, tambah Arist, rasa kritis hilang pada korban, yang pada akhirnya akan melahirkan generasi yang tidak memiliki masa depan bagi bangsa ini.

Senada dengan yang dikatakan Arist, Dr. Imaculata, menyampaikan bahwa tehnologi dan maraknya komunikasi di dunia maya, sangat sulit bagi orang tua mendampingi putra-putrinya secara maksimal. “Anak-anak di jaman sekarang jauh lebih pandai dan cekatan dalam mengakses informasi lewat Gaget yang serba canggih dan tak terkejar oleh orangtua. Perlu pemantauan yang cerdas,” pungkasnya.

Kegiatan Sosialisasi ini berjalan sangat baik. Peserta yang terdiri dari orangtua siswa dengan background variatif, ada : praktisi, guru, pengusaha, membuat suasa diskusi dalam sesi tanya jawab berjalan sangat kondusif. Sementara Sosialisasi selesai jam 14.30 Wita. znd
:
Unknown