MITRAPOL.com – Suasana makin panas dengan gejolak yang terjadi di Marawi Filipina, serta menyikapi situasi dan isu-isu global dan nasional yang muncul belakangan ini, Polda Sulawesi Utara menggelar Operasi Aman Nusa tiga, tahun 2017.
![]() |
Dalam Operasi Aman Nusa tiga tersebut melibatkan ratusan personil Polri yang ada di Polda Sulut diantaranya, Polair, Sabhara, Binmas dan Brimob untuk eskalasi kejahatan tingkat tinggi, Polda Sulut siap mengirim Pasukannya untuk bergabung memperkuat Polres perbatasan yaitu Polres Sangihe dan Polres Talaud.
Wakapolda Sulut Brigjen Pol Refdi Andri, mengatakan pemberangkatan ini sebagai bentuk reaksi Polri terhadap apa yang terjadi di beberapa wilayah, baik secara nasional maupun yang terjadi di negara tetangga. “Apa yang terjadi diperbatasan Filipina saat ini terkait penyerangan ISIS, itu yang harus dilakukan antisipasi. Karena biar bagaimanapun, akar-akar itu bisa tumbuh dari dalam negeri kita sendiri, setidaknya ada yang bersimpati dengan kelompok-kelompok itu. Kita akan hadang mereka, kita akan cegah mereka,” tegas Wakapolda.
Operasi ini juga akan dilakukan oleh Polda-Polda yang ada di perbatasan dengan Negara Filipina seperti Kalimantan Utara dan Maluku Utara.
Wakapolda Sulut juga mengimbau, kepada masyarakat agar bersatu melawan kelompok-kelompok ini. “Mari jaga NKRI kita, Pancasila kita, Bhinneka Tunggal Ika kita dan Merah Putih kita, jangan sampai terjadi seperti kejadian di Iraq, Suriyah dan Filipina,” ujarnya saat ditemui, Selasa (30/5).
Sementara itu menurut Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol. Ibrahim Tompo, bahwa operasi ini akan dilaksanakan dengan menggelar patroli laut perbatasan, pembinaan masyarakat pesisir, deteksi dini terhadap potensi gangguan kamtibmas yang muncul terkait isu global dan nasional.
“Ratusan personil Polri sudah diberangkatkan sejak Senin (29/5) kemarin ke daerah perbatasan Sangihe dan Talaud. Apabila memang intensitas gangguannya meningkat, maka kita akan menambah pasukan, mungkin ribuan ke daerah perbatasan. Dan kalau memang dibutuhkan kita akan meminta bantuan dari Mabes Polri untuk membackup,” terang Tompo.
Segala potensi gangguan kamtibmas yang ada, lanjutnya, dengan hilir mudiknya nelayan yang ada disana, yang kemungkinan akan dijadikan sarana untuk bergesernya pelarian-pelarian tersebut, otomatis akan dicek. "Pasukan yang sudah diberangkatkan, rencananya akan melaksanakan tugas selama 90 hari kedepan,” tutupnya. dkl
:
comment 0 komentar
more_vert