MITRAPOL.com - Program Lampung Mengaji yang sangat di rasakan manfaatnya oleh masyarakat Lampung dan sekitar, dimana dalam program Lampung mengaji terlihat toleransi antar umat beragama yang sangat luar biasa, baik yang beragama Islam, Nasrani, Katolik, Protestan, Hindu, Budha maupun Kongucu, dan antar umat beragama gotong royong saling bahu membahu bersama membantu suksesnya program lampung mengaji seperti kala Umat Islam berbuka puasa, Agama lain bergotong royong menyiapkan Buka Puasa dan ditengah tergerusnya rasa toleran yang kian marak maka banyak yang menilai bahwa Lampung Mengaji patut di berdayakan dan dilestarikan di berbagai daerah.
![]() |
Sebagaimana diketahui, program lampung mengaji pertama kali di gagas oleh Irjen Pol. Dr. H. Ike Edwin, SIK, MH mantan Kapolda Lampung kala itu (tahun 2016) yang kini menjabat Staf Ahli Kapolri bidang sosial politik.
Menurut Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Lampung Drs. H. Suhaili, M.Ag mengatakan bahwa Lampung mengaji adalah program yang sangat luar biasa yang patut di lestarikan sebagai perwujudan dan persatuan dan kesatuan masyarakat lampung pada kusus nya, bangsa Indonesia pada umum nya.
"Saya menganggap Lampung mengaji adalah progam yang patut dilestarikan sebab disitulah kita melihat gotong royong luar biasa, kerukunan dan toleransi antar umat beragama yang diperlihatkan di Lampung Mengaji patut jadi contoh di Daerah lain apalagi mulai maraknya Saya Bicara, Saya Pancasila, Saya Indoensia dan banyak yang meributkan intoleran yang dikumandangkan segelintir kelompok atau oknum," tutur Suhaili.
Seharusnya, masih lanjut Kakanwil Kemenag Lampung, Suhaili program yang diprakarsai Dang Ike (Saapan Irjen Ike Edwin-red) Kapolda Lampung Lama dilanjutkan oleh Kapolda Baru sekarang, mungkin masalah anggarannya sedangkan di Kemenag juga tidak ada Anggaran untuk membuat program seperti itu.
"Saya salut sama Pak Kapolda kala itu, semua dikemas menawan oleh Dang Ike, Saya hanya sebagai Ketua Pelaksananya sedangkan Dang Ike benar-benar berperan penting dalam kesuksesan Lampung Mengaji, dan sangat dirasakan masyarakat dampaknya, rasa saling menghormati dan konflik antar golongan berkurang," imbuhnya.
"Saya berharap jika tahun ini tidak dilaksakanan program Lampung Mengaji semoga tahun depan bisa dilaksanakan, dan Saya tidak setuju jika nantinya Lampung Mengaji dilanjutkan oleh para calon gubernur itu akan menjadi politik tidak murni seperti dulu, kalau dulu benar-benar murni digagas Dang Ike sebagai program pemersatu masyarakat di tengah Kemajemukan warga di Lampung," terangnya.
Secara terpisah KH. Khairudin Tahmid, Ketua MUI Provinsi Lampung membenarkan pernyataan Kakanwin Kemenag Lampung bawah Ide awal dilaksanakannya program Lampung mengaji sejatinya pemikiran orisinil Kapolda Lampung saat itu, Irjen Ike Edwin.
"Atas ide Irjen Ike Edwin yang kala itu menjadi Kapolda Lampung kemudian di kordinasikan dengan banyak pihak, termsuk di didalamnya Kanwil Kementrian Agama, Lembaga-lmbaga agama Islam (MUI, NU, Muhammadiyah, LDII dan lainnya). Bahkan Majelis-majelis agama non muslim pun ikut serta membantu menyemarakkan kegiatan itu. Artinya, kegiatan Lampung mengaji Tahun lalu itu memiliki makna ganda. Disatu sisi untuk syiar agama Islam, dan di sisi lain untuk membangun sikap toleransi antar umat beragama. Dalam hal ini agama lain bukan berarti ikut beribadah buka bersama, sholat maghrib, isya dan taraweh. Tetapi umat agama lain menghargai, menghormati umat Islam yang sedang beribah, dan mereka membantu mempersiapkan takjil," papar KH. Khairudin Tahmid saat dihubungi melalui sambungan telephone selluler.
![]() |
Sejatinya, lanjutnya, banyak cara untuk membangun kebersamaan, persaudaraan antara sesama. Merajut kerukunan dan sikap toleran dapat dilakukan dengan model yang dinamis. Semuanya dapat dilakukan selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai luhur aqidah Al-Islamiyah.
Di Indonesia hanya ada di Lampung, para Ulama, Ustadz, Pastur, Pendeta, Pendite dan para biksu yang saling mengenal dan sangat akrab berkomunikasi. “Kalau pimpinan agamanya rukun pasti masyarakatnya rukun dan damai. Lampung mengaji juga meraih Rekor MURI dan diapresiasi oleh Kementerian Agama dan PBNU sebagai program yang patut dicontoh di daerah-daerah lain atas berhasilnya menciptakan kerukunan dan kamtibmas yang saling toleran,” tandasnya. znd
:
comment 0 komentar
more_vert