MITRAPOL.com - Pihak-pihak yang merasa tersindir dengan kata “Pribumi” dalam pidato yang disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta yang baru dilantik, Anies Baswedan, dari kaca mata kami, mereka itulah musuh sebenarnya Bangsa Indonesia.
![]() |
H. Markoni Koto (kiri). |
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB), H. Markoni Koto SH, saat diwawancarai MITRAPOL.com di ruang kerjanya, Rabu (18/10/17).
“Menyikapi polemik kata “pribumi” yang dikatakan Anies, kita sebagai masyarakat harusnya bisa memiliki pandangan dan memahami bahwa sebenarnya tidak ada yang perlu merasa tersinggung dan terpojokan,” kata Markoni Kotto.
Sudah sangat jelas dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang asli, sebelum diamandemen, bahwa pimpinan mulai dari presiden sampai kepala-kepala daerah itu harus dari pribumi.
“Kenapa kita harus kembali kepada UUD 1945 yang asli, karena seperti kita ketahui bersama, bahwa UUD 1945 sudah dirubah dan diamandemen sebanyak 4 kali oleh tangan-tangan jahil asing yang memiliki kepentingan dan membawa bencana bagi bangsa dan negara Indonesia,” ungkap Markoni Kotto.
Aneh sekali, lanjut Markoni, kenapa masyarakat gampang sekali menjadi gaduh hanya karena masalah kecil seperti itu. “Jangan sampai kita dikotomi dengan bahasa-bahasa yang menyesatkan dari pihak-pihak atau kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan,” kata Markoni Kotto.
Markoni mengajak kepada seluruh elemen bangsa agar lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa dan jangan sampai mudah terpecah oleh pihak dan kelompok yang punya kepentingan.
“Kami sebagai anak bangsa mengingatkan kepada seluruh elemen masyarakat, mari kita berkebangsaan dengan sejujurnya, tidak ada kepentingan-kepentingan lain yang lebih utama dari kepentingan bangsa dan negara. Hanya satu tujuan kita, melindungi dan menjaga Tanah Air Indonesia,” imbuh Markoni Kotto.
Reporter : ef
:
comment 0 komentar
more_vert