MASIGNCLEANSIMPLE101

Pemerintah Memperjelas Terkait Mainan Tidak ber-SNI

MITRAPOL.com - Pembahasan mengenai aturan produk mainan yang tidak ber-SNI (Standar Nasional Indonesia) pemerintah akan memperjelas aturan untuk mainan yang masuk dari luar negeri, rencananya balied ini akan membolehkan penumpang untuk membawa maksimal lima unit mainan, sementara yang masuk lewat pengiriman hanya diizinkan maksimal tiga unit dalam jangka waktu 30 hari.


Bea Cukai berpendapat bahwa mainan yang dikecualikan oleh Kementerian Perindustrian untuk masuk tanpa SNI hanya produk sampel, uji laboratorium, dan pemanfaatan lainnya. Itu pun harus didahului dengan pemberitahuan oleh regulator. Diluar ketiga tujuan ini, apabila produk itu tidak dilengkapin dengan SNI, maka pemilik harus memilih tiga opsi, yaitu mainan dikembalikan ke negara asal, dimusnahkan oleh pemilik, atau pemilik melakukan pengurusan perizinan SNI. Opsi ketiga hanya bisa dilakukan oleh badan usaha dan bukan perorangan.

Aturan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian No.55/M-IND/PER/11/2013. Beleid ini merupakan aturan perubahan yang mengatur tentang Standar Nasional Mainan Secara Wajib. Dalam kejadian di Bengkulu, Faiz memilih menghancurkan mainan yang dibelinya.

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga, Robert Leonard Marbun mengatakan aturan untuk mewajibkan semua mainan yang masuk harus memiliki SNI sudah sangat jelas. Namun, pemerintah menangkap kegelisahan dikalangan konsumen sehingga dilakukan penguatan aturan termasuk mengizinkan masuknya mainan jika dibawa ke Indonesia sebagai oleh-oleh.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) Sutjiadi Lukas mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, industri mainan di Indonesia mengalami perlambatan penjualan. Penurunan penjualan juga dialami oleh pebisnis yang mengimpor mainan dan mengurus SNI.

Saat ini impor produk mainan berkisar 1.200 kontainer dengan nilai rata-rata Rp 400 juta setiap bulan. Jumlah ini susut drastis. Sebelumnya, pengusaha mainan dapat mengorder hingga 2.000 kontainer. Perlambatan ini disebabkan oleh maraknya perdagangan mainan melalui online yang dipasok oleh pedagang yang berbelanja langsung ke luar negeri dan memasarkan produk tanpa SNI.


Reporter : Samal.
:
Unknown