MASIGNCLEANSIMPLE101

Begini Cerita Raja Begal yang Tewas Didor Petugas

MITRAPOL.com – Semasa hidupnya almarhum Kiran Maulana di dalam geng motor tersebut selalu didukung oleh kedua adiknya yakni Aan dan Bongkeng (DPO). Sehingga sindikat kakak beradik ini leluasa untuk merekrut dan mengintimadasi member geng agar melakukan aksi-aksi yang mengganggu ketertiban umum dan bahkan mulai melakukan kejahatan jalanan. Hal ini dituturkan Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga, SIK, M.si saat menggelar konferensi pers, Selasa, (23/01/2018).

 Kiran Maulana (semasa hidup) raja begal sadis yang di dor petugas hingga tewas. 

Lebih lanjut dikatakan, pada bulan Oktober tahun 2015 Almarhum Kiran ditangkap dan ditembak kakinya karena melakukan begal motor dengan cara menendang korbannya hingga jatuh, lalu membawa kabur motor korban. Selain itu Kiran juga didakwa karena beberapa kasus jambret yang dilakukan di wilayah Gowa. Sejak ditangkapnya Kiran, aktivitas geng motor Mappa'koe meredup.

“Namun setelah keluar dari tahanan pada akhir tahun 2016. Kiran kembali merekrut adik-adiknya serta beberapa orang lainnya, dan membentuk kelompok B-13 yang tujuannya untuk melakukan kejahatan jalanan dengan modus jambret, begal dan curi motor dengan menggunakan kunci letter T,” ungkap Shinto.

Menurut hasil analisa aparat dalam perkembangannya, kelompok B 13 sampai saat ini Kiran telah merekrut sekitar 30 orang member yang pada umumnya berasal dari siswa dengan durasi umur sekira 15 sampai 25 tahun.

“Bahkan Kiran dalam hastag di FB-nya menempatkan diri dan memberikan istilah dengan nama sebagai Kancil B-13 yang dimaknai member sebagai pimpinan kelompok yang lincah dan sulit untuk ditangkap, dan berada pada posisi sebagai leader atau pimpinan kelompok,” paparnya.

Hasil ini didapat berdasarkan pengakuan member yang sudah ditangkap lebih dulu, masih katanya, bahkan diketahui bahwa Kiran bersama adik adiknya juga mengintimadasi member muda lainnya untuk melakukan aksi kejahatan sesuai keinginan Kiran. Jika tidak dilakukan maka trio kakak beradik itu akan menganiaya member tersebut.

Sesuai dengan domisili dimana TKP sering melakukan aksinya, maka Kiran, lanjutnya, memakai Basecamp kelompok B-13 biasanya di sekitaran Lapangan Syech Yusuf, sambil kumpul berkelompok dan diskusi untuk melakukan kejahatan jalanan. Dimana Kiran sebagai pimpinan yang membagi member dan wilayah tugasnya masing-masing.

"Pasca berhasil melakukan rangkaian aksi kejahatan jalanan, Kiran dan kawan-kawan berkumpul bersama di sekitar Lapangan Syech Yusuf untuk berbagi hasil dan mengkonsumsi narkoba," tutur Shinto.

Kiran aktif mengkonsumsi narkoba, jika tidak berhasil melakukan kejahatan jalanan, Kiran menyayat tangan kanan dan kirinya untuk menghisap endapan narkoba pada darahnya.

Berdasarkan analisa komunikasi di FB nya, Kiran mengetahui bahwa adiknya Aan sudah ditangkap Polres Gowa dan aktif menebar ancaman serta menuduh Banpol (Bantuan Polisi), istilah untuk informan polisi dan bahkan memberikan ancaman kepada Polisi.

Reporter : mir

:
Unknown