MITRAPOL.com - Sosok Raden Ajeng Kartini memang sangat menginspirasi para kaum hawa. Hari kelahiran R.A Kartini, 21 April pun seakan menjadi hari sakral yang wajib dirayakan hingga saat ini. Untuk itu dalam rangka memperingati jasa-jasa perjuangan Raden Ajeng Kartini, Karang Taruna Kebun Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (21/4/2018). memperingati hari kelahiran RA.Kartini,bersama perwakilan Karang Taruna di lima wilayah DKI,dan di hadiri pula ketua umum karang taruna DKI, Hj. Siti DJauzah.
Acara di isi berbagai macam kegiatan dari mulai membaca ayat suci Al,Quran, Doa Bersama serta Tausiyah yang di bawakan oleh ustad Julfahmi.
Acara dihadiri oleh Ketua umum Karang Taruna DKI Jakarta Hj.Siti Djauzah, Lurah Tebet H.Fuad .SE, pelaku sejarah Karang Taruna H. Nafi Kasim, serta perwakilan Karang Taruna se-DKI Jakarta.
Pembentukan Organisasi kepemudaan Karang Taruna, salah satu manfaatnya adalah agar para pemuda belajar berorganisasi di lingkungannya dan memiliki rasa persatuan dan kesatuan antar warga untuk saling melindungi.
Organisasi kepemudaan ini juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan,dengan cara membuka usaha-usaha kecil yang dananya di dapat dari pemerintah kota.Tujuannya untuk meringankan atau membantu para pengangguran di lingkungan sekitar dan sekaligus mamberikan pelajaran tentang usaha serta melatih para anggota karang taruna ini agar bisa mandiri dan bekerja keras.
Ditahun 1960 organisasi kepemudaan ini sudah terbentuk,pertama kali di daerah Kebon Baru, Tebet ,Jakarta Selatan. Sampai saat ini semakin berkembang di lima wilayah Jakarta,bahkan sampai ke seluruh pelosok Negeri ini.
”Ketua umum tingkat DKI Hj.Siti Djauzah mengatakan "Semua Karang Taruna akan di berikan dana hibah untuk biaya operasional dan merintis usaha kecil sebesar 20 juta, dan ini harus ada laporannya,karena uang ini di ambil dari dana APBD". Dan Jaujiah berjanji akan mengusulkan agar sarana dan prasarana gedung yang di gunakan untuk acara hari kartini oleh Karang Taruna Kebon Baru di renovasi, agar masyarakat dan Karang Karuna Kebon Baru bisa menggunakannya secara optimal. Ucap Djauzah
Hari Kartini merupakan salah satu hari libur nasional. Hari karitni jatuh pada tanggal 21 April. Pada hari kartini biasanya diperingati dengan berbagai kegiatan yang syarat akan kegiatan kewanitaan. Salah satu kegiatan yang paling terlihat adalah pawai menggenakan baju adat yang dipakai oleh anak - anak sekolah, kantor, instansi, bahkan tempat wisata. Akan tetapi sebenernya tahu kah kita mengapa kita merayakan hari kartini. Ya betul, kartini merupakan tokoh pahlawan emansipasi wanita (kesetaraan kedudukan wanita terhadap lelaki) yang dituangkan dalam bukunya "habis gelap terbitlah terang".
Sejarah R.A. Kartini
Kartini atau Raden Ajeng disingkat R.A, adalah seorang anak bangsawan Jawa dari pasangan R.M Sosroningrat dan M.A Ngasirah. Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada 21 April 1879. Tanggal kelahiran ini yang kemudian ditetapkan sebagai hari peringatan Kartini. Hidup di tengah keluarga bangsawan membuat Kartini mendapat pendidikan yang baik, sehingga dia memiliki pemikiran modern.
Ia suka membaca dari kegiatan membaca tersebut Kartini merasa kagum dengan peran wanita di negeri-negeri Eropa. Mereka memiliki kebebasan untuk memperoleh hak-hak sebagai manusia, seperti belajar dan lain sebagainya. Sementara itu, di sekitarnya, perempuan-perempuan di tanah Jawa khususnya masih tertindas tak berdaya. Mereka terkungkung karena adat, mereka dipaksa menikah dengan lelaki yang tak dikenal, mereka tak mendapat pendidikan, mereka jauh dari peradaban maju.
Perjuangan Kartini Sebagai orang yang mengerti nasib perempuan yang direndahkan yang terjadi di negerinya, Kartini sangat tergugah memberi pencerahan, berjuang ingin menjadikan kaum perempuan lebih terdidik. Akhirnya, Kartini dalam memperjuangkan kaum wanita itu mendirikan sebuah sekolah wanita pada tahun 1912 di Semarang. Sekolah ini kemudian menyebar di berbagai daerah lainnya seperti di Surabaya, Malang, Madiun, Yogyakarta, dan beberapa kota lainnya.
Tidak hanya itu saja sebagai upayanya untuk melakukan emansipasi wanita ia juga membuat buku berjudul "habis gelap terbitlah terang". Melalui buku ini Kartini menyerukan kepada seluruh kaum wanita terus bersinar seperti apa yang Ia lakukan.
Kartini telah menjadi tokoh inspirasi tidak hanya bagi wanita tetapi juga kaum lelaki, ditengah adat yang begitu tidak mendukungpun ia pun mampu menjadi pelopor pendidikan dan kemajuan perempuan. Bagaimana dengan kita sekarang? sudahkah kita menjadi sosok kartini itu?
Acara ini diakhiri pemotongan tumpeng dan ramah tamah, sekaligus tanya jawab dari para pengurus atau perwakilan karang taruna se-DKI kepada Hj. Siti Djauzah selaku ketua umum Karang Taruna DKI Jakarta.
Reporter : Desy
:
comment 0 komentar
more_vert