MITRAPOL.com - Aksi tutup mulut mewarnai puluhan warga Desa Gapura Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Jawa Tengah mendatangi Mapolres Batang, Jum'at (7/7/17). Kedatangan mereka menuntut pihak Kepolisian agar segera mengungkap dalam kasus pembunuhan Haniyah warga setempat yang terjadi sejak Desember 2016 tahun lalu.
![]() |
Koordinator aksi Amar Makruf (26) mengatakan, aksi tutup mulut ini sebagai bentuk rasa tidak puas warga terhadap kinerja kepolisian yang dinilai lambat dalam menanganani kasus ini. Padahal kasus ini sudah berjalan berbulan-bulan dan tidak kunjung tahu siapa pelakunya sampai saat ini.
“Kami ingin meluruskan dan kami ingin kasus ini diselesaikan dan di ketahui siapa pelakunya untuk di proses sesuai Hukum yang berlaku, memang aksi tutup mulut ini sebagai simbol bahwa mulut kami memang tertutup tetapi hati nurani kami harus tetap melihat. Jangan sampai kasus ini berlarut-larut,” jelas Amar.
Amar juga mengatakan, sebelum melakukan aksi ini, warga Gapura telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong pihak Kepolisian mengungkap siapa tersangka dalam kasus itu. Seperti melakukan aksi sumpah pocong yang dilakukan antara kelurga korban dan pihak H. Mahrusin sebagai majikan korban. Namun tidak jadi karena majikan korban tidak ikhlas.
"Pihak korban sejak tiga bulan lalu telah menyurati pihak Presiden, Kapolri, komisi 3 DPR RI, Kontras namun sejauh ini belum ada tindakan nyata. Semalam sebelum melakukan aksi tutup mulut kami melakukan doa bersama yang dihadiri oleh Kapolsek Warungasem, pihak koramil, dan tokoh agama setempat,” ujar Amar.
Sementara paman korban Khoiron (45) mengatakan, ia ingin pihak Kepolisian mengusut tuntas kasus yang telah tujuh bulan berjalan ini. Sebab pihak keluarga sudah menerima hasil Autopsi bahwa memang kasus pembunuhan. Tepatnya pada minggu 4 desember 2016 korban bernama Haniyah Binti Sutrisno ditemukan meninggal di garasi rumah majikannya H. Mahrusin. Korban ditemukan dengan luka dibagian kepala 1 cm lebam di leher 3x5 cm, memar-memar di bagian punggung dan pantat.
“Itu pasti dilakukan oleh orang bukan mahluk ghaib. Pada siapa kami harus menuntut? Tentu kami akan menuntut kepada Kapolres dan Kapolsek. Kami mendukung pihak Kepolisian khususnya Kasatreskim Polres Batang untuk mengungkap kasus ini,” jelas Khoiron.
Khoiron juga mengatakan, dari cerminan kasus ini telah hilang keadilan di masyarakat kecil. Sekarang dua anak korban telah menjadi yatim piatu dan mereka tidak ada yang menjamin pendidikan dan kehidupan mereka karena ibu yang menjadi tulang punggung mereka telah dibunuh dengan keji. “Kami menuntut secepatnya, karena di kampung kami timbul saling memfitnah tentu ini membahayakan kerukunan kampung kami,” tegasnya.
Menanggapi kasus tersbut Kasat Reskrim Polres Batang AKP Suhadi, S.H., mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan karena masih minimnya barang bukti berupa saksi dan alat bukti yang ada sehingga kita masih bekerja keras melakukan upaya-upaya dalam melakukan pengungkapan.
“Informasi sekecil apapun dari masyarakat sangat kami butuhkan dalam pengungkapan kasus ini,” jelas AKP Suhadi.
AKP Suhadi juga mengatakan pihak kepolisian telah berusaha secepatnya untuk mencari siapa pelaku pembunuhan. "Saat ini pihak Kepolisian telah mengantongi dua identitas baru. Pihaknya telah mendalami dua mister X yang telah mendatangi rumah H. Mahrusin sebelum kejadian pembuhan," bebernya.
"Dua mister X yang berboncengan satu motor itu mengaku tukang servis TV dan beralasan akan membetulkan TV di rumah majikan korban. Setelah dikonfirmasi ke majikan korban atau pemilik rumah mengaku tidak pernah mengundang tukang servis TV tersebut karena TV dirumah mereka tidak rusak.
“Dua mister X inilah yang sedang kami dalami siapa sebenarnya mereka,” tutup AKP Suhadi.
Reporter : irul
:
comment 0 komentar
more_vert