MASIGNCLEANSIMPLE101

Terkait Anjloknya Pasokan Gas, Pemerintah Didesak Turun Tangan

MITRAPOL.com - Pasokan gas di Sumatera Utara anjlok, pemerintah di desak turun tangan agar segera dapat mengatasi, karena Para pengusaha terbebani lonjakan biaya ekonomi karena meskipun pabrik tidak beroperasi, mereka mesti membayar gaji karyawan dan operasional pabrik.



Ketua Asosiasi Perusahaan Pengguna Gas (Apigas) Sumatera Utara Johan Brien mengatakan, sebagian perusahaan pengguna gas di Sumatera Utara beralih ke solar meski biaya lebih mahal. Saat ini, tekanan gas di pipa pabrik hanya sekitar 0,6 bar, jauh di bawah tekanan normal, 5-6 bar. Kondisi ini membuat gas tidak bisa digunakan untuk proses produksi.

Kepala Penjualan Area Medan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Saiful Hadi mengatakan, pasokan gas di area Medan kini berkisar 6-6,5 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Sekitar 4,5 juta MMSCFD di antaranya berasal dari PT Perta Arun Gas (PAG) dan sisanya dari Langkat, Sumut. Pasokan itu hanya separuh dari kebutuhan PGN, yakni 12,5-13 MMSCFD.

Manajer Media dan Relasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE), produsen gas di hulu, Ifki Sukarya, mengatakan, produksi dari dua sumur gas Aceh, yakni PHE North Sumatra Offshore (NSO) dan PHE North Sumatra B (NSB), belum terealisasi. Hal ini terjadi karena PT PAG, yang bertugas menurunkan kadar sulfur gas, masih dalam masa perbaikan dan perawatan mesin. Selain itu, PAG juga kekurangan zat kimia methyl diethanolamine (MDEA) untuk menurunkan kadar sulfur gas.

Selain itu, PT Pupuk Indonesia berharap agar pemerintah dapat menurunkan kembali harga gas sehingga perusahaan bisa bersaing di pasar Asia Tenggara.

Kepala Corporate Communication PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana menjelaskan bahwa harga pokok penjualan pupuk secara global berada di kisaran US$220-US$250 per ton.



Menurutnya, pabrikan nasional telah mampu untuk memenuhi harga global, tetapi beberapa pabrikan luar menawarkan harga pupuk yang lebih kompetitif.

Dia mengapresiasi pemerintah yang telah menurunkan harga untuk industri pupuk menjadi US$6 per MMBtu. Kendati demikian, harga gas tersebut belum mampu setara dengan beberapa pabrikan internasional sehingga kini Pupuk Indonesia lebih fokus untuk pasar dalam negeri.

Menurut Wijaya, komponen gas menjadi bahan baku yang krusial untuk produksi pupuk karena memengaruhi ongkos produksi hampir mencapai 70%. Dengan demikian, pemerintah dapat mempertimbangkan kembali bagi pabrikan yang memakai gas sebagai bahan baku sebagai industri yang paling diprioritaskan.

Sementara itu, negara dari Asia Tenggara yang menjadi kompetitor utama, yakni Malaysia harga gasnya berada pada kisaran sebesar US$3-US$4 per MMBtu.

Sekjen Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) Dadang Heru Kodri mengatakan bahwa asosiasi telah berupaya agar harga gas untuk industri pupuk turun.

"Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui negosiasi dengan Kementerian ESDM. Selain itu, asosiasi berharap agar perusahaan pupuk dapat merevitalisasi pabrik yang telah berumur di atas 20 tahun. Tujuannya agar pabrik lebih efisien menggunakan gas sebagai bahan baku," pungkasnya.

Reporter : samal


:
Unknown

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
-_-
(o)
[-(
:-?
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
$-)
(y)
(f)
x-)
(k)
(h)
(c)
cheer
(li)
(pl)